Dahulu Tionghoa ke Nusantara, Jokowi Teken Bahasa Mandarin Masuk Kurikulum, Kenapa Marah Besar Pak Amien?

Dahulu Tionghoa ke Nusantara, Jokowi Teken Bahasa Mandarin Masuk Kurikulum, Kenapa Marah Besar Pak Amien?

Kuli-Kuli Bangka keturunan Tionghoa di cucian bijih hancur pada tahun 1890 (KITLV)--

Dikatakan bahwa mulai tahun 904, kerajaan Sriwijaya di pantai timur Sumatera mengirim utusan diplomatik dan berdagang di Cina.

Pada 1200, tercatat dalam kitab Chan Ju Kua tentang adanya dua kerajaan kuat di Nusantara, yaitu Sriwijaya di Sumatera dan Kediri di Jawa. 

Pada  1289, kaisar Cina Kubilai Khan mengirim seorang utusan, yaitu Meng Ki, ke Singosari di Jawa Timur, meminta agar Singosari mengakui kedaulatan kerajaan Cina atas daerah mereka.

Namun raja Singosari tidak menggubris permintaan tersebut, merasa terhina, Kubilai Khan mengirimkan 10,000 serdadu untuk menghukum Singosari pada 1292.

BACA JUGA:Mirip Sangiran, Jejak Hewan Seberat 9 Ton Pertanda Ada Manusia Purba di Majalengka?

Sebagaimana diketahui, ekspedisi ini menemui kegagalan karena diperdayakan oleh menantu Raja Singasari, Raden Wijaya. Sebagian dari tentara Kubilai Khan yang lari kemudian tertinggal di Jawa dan menetap menjadi penduduk setempat

Perantauan orang Cina ke Nusantara, khususnya untuk keperluan dagang, baru muncul pada zaman dinasti Ming, persisnya pada akhir abad ke 14, ketika diberitakan adanya beberapa pedagang Cina yang menetap di Palembang dan Temasik (Singapura).

Keadaan ini terus berlanjut sampai pada zaman kerajaan Melaka (yang berlangsung dari 1400 sampai 1511). 

 

Di Jawa, pada tahun 1416, seorang penulis Cina yang ikut ekspedisi Laksamana Cheng Ho, yaitu Ma Huan, melaporkan tentang adanya komunitas-komunitas peniaga Cina di kota-kota pantai utara Jawa. 

Migrasi ke Nusantara dalam jumlah yang terhitung banyak pada masa berikutnya terjadi karena dua faktor.

BACA JUGA:Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Pertama adalah pemberontakan-pemberontakan di daratan Cina pada zaman pergantian kekuasaan politik dari dinasti Ming ke dinasti Manchu, yang mendorong keluar pihak yang kalah dan dikejar-kejar.

Kejadian ini bersamaan dengan masuknya Orang Eropah ke daratan Cina pada awal abad ke 16, yang membuat jalan ke Laut Selatan (Nan Yang), khususnya ke Nusantara. 

Menjelang akhir abad ke 19 sampai dasawarsa ketiga abad ke 20, terjadi lonjakan besar migrasi orang Cina ke Nusantara. Lonjakan ini terjadi karena pertama perubahan kebijakan pemerintah Cina terhadap para migran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: