Peta Ini Perlihatkan Cirebon di Bawah Pengaruh Belanda, Bagaimana Majalengka?
--
RADARMAJALENGKA.COM-Sebagaimana telah diinformasikan kemungkinan besar terdapat peta tertua yang menunjukkan sebagian wilayah Jawa Barat. Het National Archief juga memiliki koleksi peta tertua kedua.
Peta ini disusun dengan konvensi sisi utara itu berada di bawah, sisi selatan di atas, sisi barat di kanan, dan sisi timur di kiri. Dibandingkan peta sebelumnya, arsip ini sudah memperlihatkan wilayah dari pantai utara Jawa hingga ke pantai selatan, dan dari Bandung di barat hingga ke Cirebon di timur.
Di perbatasan menuju Jawa Tengah tampak terlihat Nusa Kambangan serta wilayah yang disebut Belanda sebagai Wattas atau mungkin wilayah Wates.
--
Sedangkan wilayah Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya di Selatan masih disebut Galuh dan Sukapura serta Inbanagara atau diduga Imbangan.
Sementara, bagian utara wilayah Karawang dan Subang disebut Pamanukan dan Ciasem. Di tengah-tengah, Belanda menempatkan wilayah yang diberi nama Selagodon dan Pondajangh.
Ketika peta ini dibuat, Cirebon sudah berada di bawah pengaruh pemerintah kolonial Belanda, terlihat dari bendera merah-putih-biru yang digambarkan di peta ini.
Namun, di bagian selatan Jawa Barat masih ada pos perbatasan Kasultanan Mataram yang digambarkan dengan bendera merah dan hijau; Belanda menyebut tempat ini Pagger.
Di bagian barat, Bandung dicantumkan sebagai Bandong, tetapi tanpa memberi tanda khusus atau huruf yang besar, yang menunjukkan bahwa Belanda belum menjelajahi kota ini dan menemukan arti pentingnya.
Meski demikian, berbeda dengan peta sebelumnya, sudah ada beberapa tempat yang dikenal Belanda di sekitar Bandung. Menariknya, nama yang terbaca adalah Gegerkalong (Gigerkalongtijt).
Wilayah Sumedang (Sammadangh) sudah banyak dipenuhi dengan nama-nama tempat. Ini menunjukkan bahwa Belanda sudah mulai banyak mengetahui wilayah di pedalaman Jawa Barat di pegunungan, bukan hanya di pesisir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: