RAHASIA Tahu Sumedang Diungkap di Depan Chef Renatta, Air Gunung Tampomas, Kedelai Majalengka Salah Satunya
Rahasia Tahu Sumedang diungkap, ternyata ada pengaruh dari air Gunung Tampomas.-Tahu Bungkeng/Ig-radarmajalengka.com
Dua varietas tersebut sering dipakai oleh Tahu Sumedang, karena memiliki rasa khas lokal. Kemudian perajin tahu lainnya.
"Kalau biasanya sebelum nanam itu, kita cari pasarnya. Nanam itu mudah dan gampang, yang susah itu ke mana kita jual," bebernya.
Produksi Kedelai dari Majalengka
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2021, produksi kedelai di Kabupaten Majalengka sendiri berkisar antara 14-18 ton per hektare dan tersebar mulai dari Kecamatan Lemahsugih, Talaga, Argapura hingga Kasokandel.
Sedangkan untuk rata-rata produksi kedelai Kabupaten Majalengka sebanyak 16,01 ton per hektare.
Peneliti BTBP Jawa Barat, Dr Tri Hastini Sp MSi menjelaskan, kedelai sebenarnya adalah tanaman pangan.
BACA JUGA:15 HARI LAGI Tol Cisumdawu Selesai, Bandung - Kertajati 1 Jam Saja, Nggak Perlu Keluar Cimalaka
Dari morfologinya adalah tanaman perdu, yang berbiji belah dan kacang-kacangan dan mengandung banyak protein.
Tanaman ini, mulai diperkenalkan kepada petani, juga beberapa varietas kedelai. Hanya saja, petani tidak lepas dari kendala teknis, lantaran hanya bisa menanam satu kali dalam satu tahun.
“Biasanya setelah musim hujan. Sedangkan kendala ekonomis, yakni masalah harga. Biasanya karena yang diperoleh tidak sebanding dengan input dikeluarkan,” tandasnya.
Kedelai Lokal dan Tahu
Dijelaskan Dr Tri Hastini, untuk pembuatan tahu sebenarnya kedelai lokal jauh lebih unggul, karena kandungan protein kedelai impor hanya 35-37 persen. Sedangkan dari produksi lokal mencapai 40 persen.
BACA JUGA:15 HARI LAGI Tol Cisumdawu Tersambung Bandung - Kertajati, Begini Penampakannya
Berikutnya, kadar air kedelai lokal lebih rendah, sedangkan untuk yang impor lebih tinggi. Sehingga pembuatan tahu, memang lebih cocok menggunakan kedelai lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: