Menguak Kejahatan Tentara Jepang, Jadikan Wanita Budak Seks, Di Antaranya ada Bule Keturunan Belanda

Jaman Tentara Jepang-Ist-Radar Majalengka
Wajah mereka difoto untuk dipajang di luar. Kemudian, mereka diberi nama-nama acak dalam bahasa Jepang agar para tentara bisa "memilih mau pakai yang mana". Nama-nama Jepang mereka adalah nama-nama bunga.
BACA JUGA:Laporan De Corte Tahun 1890, Situs Gunung Padang Diduga Setiap Teras Gundukan Mungkin Kuburan
Di malam pembukaan rumah bordil itu, Jan takut setengah mati. Saat tentara pertama masuk ke kamarnya, seorang pria gendut, Jan berusaha melarikan diri dengan berjongkok gemetaran di pojok ruangan.
Tentara itu marah. Ia menghunuskan katananya, mengancam Jan untuk "patuh".
Jan berpikir tentara itu akan membunuhnya. Namun, Jan tak gentar. Ia menantang balik tentara itu untuk bunuh saja dia. Berpikir ia akan mati, Jan mulai berdoa.
Namun, tentara itu malah buka baju. Jan akhirnya menyadari apa yang akan tentara itu lakukan.
BACA JUGA:Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890
Tentara itu menarik Jan dengan kasar dan membantingnya ke kasur. Baju Jan disobek. Tentara itu memainkan katananya untuk mengelus sekujur tubuh telanjang Jan.
Tentara itu tertawa-tawa melihat Jan menangis. Jan diperkosa.
Namun, tentara itu bukan yang terakhir. Dalam semalam, Jan diperkosa berkali-kali oleh beberapa tentara Jepang.
Begitulah hidup Jan 3 bulan selanjutnya selama ia masih tinggal di rumah bordil itu.
Akibat banyaknya aktivitas seksual, pihak Jepang rajin melakukan cek kesehatan pada budak-budak seks ini.
Namun, biadabnya, setiap pengecekan, dokter tentara Jepang itu akan mencabuli pasien-pasiennya terlebih dahulu sebelum diperiksa.
Jan berusaha melawan. Ia memotong rambutnya agar ia tampak "jelek" di mata para tentara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: