Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

sumber: https://mooibandoeng.files.wordpress.com--

RADARMAJALENGKA.COM-Situs megalitikum Gunung Padang ini terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sekitar 50 KM dari Kota Cianjur.

Warga Cianjur sudah mengenal situs megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, sejak 1979. Punden berundak Gunung Padang kembali muncul dalam penelitian arkeologi seperti yang dikemukakan oleh Haris Sukendar tahun 1985 dalam tulisannya yang berjudul Album Megalitik Kabupaten Cianjur.

Situs ini telah dibicarakan sekitar tahun 1979, setelah tiga orang penduduk (Endi, Soma, dan Abidin) menemukan reruntuhan batuan yang terkandung dalam semak belukar di bukit Gunung Padang di sebelah timur dan Cipanggulan di sebelah barat. 

Pada bagian Pendahuluan dalam buku Peninggalan Tradisi Megalitik di Daerah Cianjur, Jawa Barat dikutip dari Proyek Penelitian Purbakala Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985 susunan Haris Sukendar, tertulis seperti ini:“Penemuan kembali bangunan

berundak oleh para petani Endi, Soma, dan Abidin di Gunung Padang yang dilaporkan kepada Kepala Seksi Kebudayaan Kabupaten Cianjur R. Adang Suwanda pada tahun 1979 telah menggugah para arkeolog untuk mengadakan penelitian. Bangunan ini telah dicatat oleh N.J. Krom pada tahun 1914, tetapi penelitian yang intensif belum pernah dilaksanakan. Pada tahun 1979 tim Puspan yang dipimpin oleh D.D. Bintarti mengadakan penelitian  di daerah tersebut. Selajutnya pada tahun 1980 diadakan pula penelitian ulang yang dipimpin oleh R.P. Soejono.

 

Sejak ditemukan kembali tahun 1979, dan kemudian dibukukan dalam Album Megalitik Kabupaten Cianjur pada 1985 oleh Haris Sukendar, konstruksi punden berundak tidak banyak mengalami perubahan, terutama dalam dimensi.

Untuk sisi barat laut berukuran panjang 40 m, sisi tenggara berukuran panjang 27 m, sedangkan tiap kedua sisi lainnya berukuran 28 m.

Teras ini dibentuk dengan sistem urug dan kemudian diperkuat dengan balok-balok batu yang sekarang menjadi dinding teras pertama.

Pada teras pertama terdapat 10 bangunan kecil yang terdiri atas susunan balok batu berbagai bentuk. 

Teras kedua mempunyai bentuk yang lebih kecil. Dibanding dengan teras pertama, teras ini berukuran: sisi barat laut (sisi depan) panjang 22,30 m, sisi timur laut (sisi sebelah kiri) panjang 25 m, sisi sebelah barat daya (sebelah kanan) panjang 24 m, sisi sebelah tenggara (belakang) panjang 18,5 m.

Pada permukaan teras yang rata ini terdapat 6 susunan bangunan besar dan kecil yang dibuat dari balok-balok batu andesit.

Tampaknya masih ada bangunan kecil lainnya, namun karena susunan batu pada bangunan itu tidak jelas, tidak dapat diketahui lagi bentuknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: