Chef Renatta Terpesona Tahu Sumedang, Simak Kata-katanya: Wah Bahaya Ini, Nggak Bisa Berhenti

Chef Renatta Terpesona Tahu Sumedang, Simak Kata-katanya: Wah Bahaya Ini, Nggak Bisa Berhenti

Chef Renatta Moeloek dan Chef Juna Rorimpandey melihat langsung pembuatan Tahu Bungkeng yang merupakan pioneer Tahu Sumedang.-Kisarasa-radarmajalengka.com

BACA JUGA:SPECIAL PRICE! Berikut Daftar 9 Transportasi Menuju Bandara Kertajati Majalengka, 50 Ribu Aja

Dia pun terkesan dengan cara pembuatan tahu yang seluruhnya masih manual. Mulai dari proses pembuatan hingga penjualan.

"Melihat cara produksi dan menjualnya luar biasa sekali, everiting is still manual, tidak mudah meng-establish bisnis menjadi pioneer dan bisa bertahan sampai 106 tahun," kata Chef Juna.

Sementara itu, Owner Tahu Bungkeng, Suriadi Ukim mengungkapkan, Tahu Sumedang dikenal karena ciri khasnya yang berbeda dengan di daerah lain.

Bentuknya memang lebih kecil, dan tekstur crunchy di luar serta lembut di dalam. "Tahu Sumedang itu, cenderung lebih kecil. Cocok memang buat cemilan," katanya.

BACA JUGA:Komisaris Tol Cisumdawu Ungkap Suka Duka Bangun Tol Bandung - Kertajati, Begini Katanya

Pada hari-hari biasa, kata Suriadi, dirinya bisa membuat 1.000 potong tahu. Tetapi pada waktu liburan bisa menjadi 5 kali lipatnya. Adapun harga per potong tahu sekarang ini dijual Rp 1.000 saja.

Sebagai informasi, tahu khas Sumedang awalnya diperkenalkan oleh Ong Kino dan istrinya pada tahun 1917.

Ong Kino menjadi perintis untuk memproduksi tahu di Sumedang yang awalnya dibuat dari kedelai lurik yang mirip telur puyuh.

Makanan ini, awalnya hanya diproduksi untuk konsumsi sendiri. Namun karena kelezatannya, akhirnya terdengar kemana-mana sampai ke telinga Pangeran Sumedang.

BACA JUGA:13 Daftar Bandara yang Menjadi Embarkasi Haji, Ada Bandara Kertajati Majalengka

Sejak saat itu, Ong Kino menggunakan rumahnya yang berada di Tegalkalong atau kini Jalan 11 April, menjadi kedai tahu kecil-kecilan.

Ternyata dalam waktu singkat, banyak masyarakat yang menyukai makanan ini. Sehingga usaha tahu tersebut maju dan berkembang.

Usaha ini, kemudian diteruskan oleh sang anak yakni Ong Bung Keng. Nama kedai tahu tersebut kemudian berubah menjadi Tahu Bungkeng dan hingga kini masih bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: