Jauh Sebelum Tol Cisumdawu, Prabu Wretakendayun hingga Prabu Siliwangi Bikin Jalan Cepat, Ini Buktinya

Jauh Sebelum Tol Cisumdawu,  Prabu Wretakendayun hingga Prabu Siliwangi Bikin Jalan Cepat, Ini Buktinya

Pakuan Pajajaran./Foto: Istimewa--

RADARMAJALENGKA.COM-Presiden Joko Widodo akhirnya meresmikan tol Cileunyi - Sumedang Dawuan (Cisumdawu). Kini tol sepanjang 61,6 km itu sudah beroperasi penuh dan menyambungkan Bandung ke Cirebon.

"Alhamdulillah pada hari ini jalan tol Cisumdawu, jalan tol Cileunyi, Sumedang dan Dawuan, sudah selesai dan segera siap untuk dioperasikan," kata Jokowi saat peresmian, mengutip siaran Sekretariat Presiden, Selasa (11/7).

Tol ini dapat menghubungkan kota Bandung melalui tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang (Cipularang) juga tol Cikampek - Palimanan, menuju Majalengka. Tol ini juga penghubung antara kota Bandung dengan Bandara Kertajati.

BACA JUGA:Tak Kalah Misterius dengan Gunung Padang, Gunung Kromong Lumbung Fosil, Siapa yang Mendiaminya?

Pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer itu menghabiskan waktu hingga 12 tahun karena dimulai sejak 2011 lalu.

Tol yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat itu memiliki terowongan dengan diameter 14 meter dan panjang 472 meter. Adanya terowongan kembar (twin tunnel) di Tol Cisumdawu diklaim satu-satunya di Indonesia. 

Namun jauh sebelum itu, banyak yang tak mengetahui konsep pembangunan infrastruktur jalan yang sudah sangat terencana.

BACA JUGA:Taman Dinosaurus, Seolah Ingatkan Masa Lalu Majalengka, Ada Dugaan Dulu Pernah Dihuni Binatang Besar

Masyarakat di Tatar Pasundan sejak berabad-abad lalu, telah mengenal jalan bebas hambatan atau sekarang dikenal dengan jalan tol.

Jalan tersebut diduga sudah ada sejak zaman Kerajaan Sunda di bawah kekuasaan Prabu Wretakendayun. Jalan yang menghubungkan Kawali (Ciamis)-Pakuan (Bogor).

Daerah yang dilalui, mulai dari Kawali-Karang Sambung-Tomo-Kutamaya-Cisalak-Sagalaherang-Wanayasa-Kembang Kuning-Cikao-Tanjungpura-Cibarusah-Warung Gede-Cileungsi hingga Pakuan.

Dan, sepenggal sisa jalannya masih ada sampai sekarang, nyaris tanpa perubahan. Antara lain dari Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, jalan tersebut belok menuju ke utara melalui Rancadarah melewati Situ Wanayasa hingga daerah Simpang.

BACA JUGA:Mengungkap Gunung Kromong Perbatasan Cirebon-Majalengka, Teka-tekinya di Bukit Saptarengga, Kerajaan Apa?

Dari sana berbelok ke arah Cigedogan, lalu menyeberangi Sungai Cikao menuju Kembang Kuning. Jadi, anggapan bahwa jalan lama itu memutar ke arah Bojong, lalu di Cikeris berbelok ke Sindangpanon, sulit diterima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: