Mengungkap Gunung Kromong Perbatasan Cirebon-Majalengka, Teka-tekinya di Bukit Saptarengga, Kerajaan Apa?

Mengungkap Gunung Kromong Perbatasan Cirebon-Majalengka, Teka-tekinya di Bukit Saptarengga, Kerajaan Apa?

Gunung Kromong tahun 1920 (Tropenmuseum)--

RADARMAJALENGKA.COM-Gunung Kromong merupakan kumpulan puluhan gunung kecil atau perbukitan yang panjangnya tak kurang dari 30 kilometer. Dari arah Utara, dari Desa Cupang, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon hingga Desa Bobos di Selatan melintasi perbatasan Majalengka di Timur yang meliputi Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Galuh Sadomas dan Kecamatan Sindangwangi.

Menurut tradisi lisan, kisah berdirinya kerajaan Rajagaluh di gunung ini, disebut bukit Saptarengga atau yang sekarang dikenal dengan Gunung Kromong merupakan tempat yang sangat penting. 

Gunung Kromong kaya akan nilai sejarah yang belum banyak ditemukan. Masyarakat Cirebon dan Majalengka percaya bahwa tempat ini merupakan tempat lahirnya Kerajaan Galuh Sadomas yang menjadi cikal bakal sejarah Rajagaluh dan sekitarnya.

BACA JUGA:Raksasa Kerdil Anjawong Ini Kisahnya di Naskah Kulit Kayu, Sosok Gaib Prabu Siliwangi

Menurut Drs. H. Rahmat Iskandar atau Rais Purwacarita dalam resumenya berjudul Asal Usul Majalengka, tidak ada petunjuk resmi mengenai keberadaan kerajaan Rajagaluh. Namun, kerajaan ini tercatat dalam Naskah Wangsakerta Carita Parahiyangan atau Babad Tanah Sunda terjemahan PS Sulendraningrat, (Pustaka Caruban Nagari-1786) sebagai kerajaan yang tak mau tunduk ke Cirebon.

Bahkan memilih perang habis-habisan yang hampir melumpuhkan seluruh kekuatan Demak dan Cirebon.

Beberapa prasasti, situs, menhir maupun naskah-naskah kuno yang tersisa di desa Bobos, Cipanas (Cirebon), di desa Kaduela, Padabeunghar (Kuningan), Bantaragung, Talagaherang, Indrakila, Pajajar dan Garawastu, menuntun ke arah pembuktian sumber sekunder selemah apapun, tentang adanya suatu kerajajan yang keberadaannya masih diakui masyarakat setempat.

Malah petunjuk itu menuntun bukan hanya pada Rajagaluh sebagai kerajaan kecil di bawah kekuasaan Pajajaran.

BACA JUGA:Teka-teki Nama Parakan Muncang, Cek Lokasinya

Namun lebih dari itu, masyarakat setempat yakin betul bahwa di sinilah sebetulnya pernah berdiri kerajaan Pasirbatang (Galuh Pasundan) yang kemudian berubah nama jadi Pajajaran. Sebuah kerajaan yang rajanya demikian dimitoskan rakyat Jawa Barat.

Keberadaan makam Prabu Haji atau Prabu Siliwangi di makam bukit Pasirbatang, Pajajar, senada dengan bunyi prasasti Huludayeuh yang ada di desa Bobos. Ada sebuah arca ganesha di desa Bantaragung yang menjadi ciri keberadaan Kerajaan Muaraberes (ketika pindah ke Bogor, nama ini menjadi nama desa di dekat kantor Pemda Bogor).

Seperti yang tersurat dalam Pantun Muaraberes yang naskahnya tersimpan pada seorang sesepuh di desa setempat. Di kampung Cipari (Garawasatu) dan Hutan Hoeloedayeuh (Bayureja) ada hutan Sirahdayeuh dan situs Kang Dingin (yang permulaan) yang dipercaya sebagai huluwotan berdirinya kerajaan Galuh yang pertama.

BACA JUGA:Raksasa Kerdil Anjawong Ini Kisahnya di Naskah Kulit Kayu, Sosok Gaib Prabu Siliwangi

Di Padabeunghar dan Kaduela ada patung Nyai Dayangsumbi yang dipercaya masyarakat setempat sebagai tokoh legenda Sangkuriang. Ada juga foklore mengenai matinya Patih kerajaan Pasirbatang yang bernama Menak Gerba (adik Lenggang Kamurang dari Jipang) oleh Raden Mundingwangi (Mundingsari Ageng).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: