Durian Sumarna

Durian Sumarna

DURIAN ENAK: CEO Radar Cirebon Group, Yanto S Utomo di kebun durian di Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, Majalengka. Sementara itu, tampak Nang Sumarna saat memikul durian.-dok.pribadi-Radarmajalengka.com

BACA JUGA:Dengan Senam Sehat Repdem Kota Cirebon, Jafarudin Ajak Membumikan Nasionalisme

Jenis-jenis durian yang ada di kebun miliknya itu antara lain Si Montong, Cane, Duri Hitam, D24 Matahari, Matahari Bangkok, Musangking, Pelangi, Kumbo Karno, Menoreh dan Jambon.

Ada juga durian Super Tembaga, Montong Pondok, Montong Oranye, Si Bawor, Ciherang Pajajar, Si Merah, Si Riwing, Si Petruk, Si Menak, Aseupan dan Ajimah. Namun yang terbanyak dan sekarang sudah dipanen adalah jenis D24 Matahari. Sisanya masih menunggu beberapa waktu lagi.

Durian yang ditanam di kebunnya dibagi dalam 3 kali panen. Hal ini karena durian-durian tersebut tidak ditanam secara serentak.

Panen pertama, sekarang tinggal beberapa pohon saja yang masih tersisa. Panen kedua, nanti kurang lebih sebulan lagi. Sedangkan yang ketiga sekarang buah duriannya masih kecil-kecil.
“Yang pertama paling banyak D24 Matahari, durian dari Malaysia. Nanti panen kedua ada durian jenis musangking dan duri hitam. Ya awal Januari 2024 lah sudah panen,” sebut pria yang memang hobi menanam buah-buahan tersebut.

BACA JUGA:Bawaslu Majalengka Minta Peserta Pemilu Kantongi STTP dari Kepolisian, Begini Penjelasannya

Karena itu, di kebun ini tidak setiap hari bisa memanen durian yang matang. Apalagi durian yang jatuhan, harus menunggu buah tersebut masak di pohon. Dia juga menjelaskan, di wilayah Kecamatan Rajagaluh memang menjadi lumbung pembibitan buah, termasuk segala jenis durian. Namun, jarang yang mau serius membudidayakan tanaman durian.

“Di sekitar sini mungkin hanya saya sendiri yang mau membudidayakan durian komersil. Padahal di sini pusatnya bibit durian,” tandas pria lulusan salah satu SMA swasta di Majalengka ini.

Dia juga mengakui, membudidayakan buah durian memang membutuhkan kesababaran. Rata-rata dari menanam hingga bisa dipanen membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Walaupun ada juga yang 3 tahun sudah mulai belajar berbuah.

Menurutnya, tidak gampang membudidayakan durian itu. Banyak syarat yang harus dipenuhi. Yang paling utama adalah lokasi tanahnya memang cocok untuk budidaya durian. Selain itu juga harus memiliki kecukupan air. Karena untuk pertumbuhan dan perawatan tanaman membutuhkan banyak air.

BACA JUGA:Bawaslu Majalengka Buka Layanan Pengaduan Dugaan Pelanggaran Kampanye Pemilu 2024

Setelah itu baru pemilihan bibit. Yang satu ini tidak boleh main-main. Harus mencari bibit yang bersertifikat. “Bibit yang aman adalah yang tingginya sekitar 2 meter atau lebih, tapi harus memiliki sertifikat,” tutur pria yang sudah dikaruniai 2 anak tersebut.

Juga harus rutin melakukan pemupukan dan pengobatan dengan baik dan benar. Baik untuk tumbuhan tersebut, benar memilih pupuk dan obat-obatannya. Yang terpenting, agar budidaya durian seperti yang diharapkan, harus memiliki sumberdaya manusia untuk merawatnya. “Tidak bisa hanya sekadar hobi atau selingan saja. Harus ada orang yang dari hari ke hari menekuni dan merawat tanaman durian,” tegasnya.

Ada satu syarat lagi yang juga jangan ditinggalkan jika ingin memiliki kebun durian. Lokasi kebun tersebut selain ditunggu, juga harus dekat dengan pemukiman warga. Karena tingkat pencurian durian budidaya itu sangat tinggi.
“Jangan disamakan dengan durian hutan yang pohonnya besar-besar dan tinggi-tinggi. Sulit orang untuk mencuri durian tersebut. Durian budidaya itu, pohonnya pendek-pendek, gampang untuk dipetik. Bahkan ada yang buahnya menyentuh tanah,” ungkapnya lagi.

Inilah “Durian Sumarna”.  Puluhan varian durian lezat lahir dari tangan Nang Sumarna. Walau sebagian bibit impor, tapi bisa tumbuh, besar dan berbuat lebat di kebun miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: