Optimalisasi Integrasi Budidaya dan Pengolahan Tanaman Obat Tradisional, Meningkatkan Ketahanan Ekonomi
Foto bersama Baznas dan Dosen Uniku -ist-Radarmajalengka.com
Oleh: Dr. Agus Yadi Ismail,S.Hut,M.Si, Dr Ilham Adhya, S.Hut.M.Si, dan Dr. Ida Marina, S.P., M.P.
Program Pemberdayaan Masayarakat yang berjudul Optimalisasi Integrasi Budidaya Dan Pengolahan Tanaman Obat Tradisional Untuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Dan Kemandirian sudah dilakukan mulai bulan juni ssd Agustus 2023 yang dilaksanakan di desa Kagok kecamatan banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka , kegiatan ini merupakan kegiatan akademik dosen yang dana nya berasal dari dana kompetitip pengambdian kepada masayarakat dari menristek dikti tahun anggaran 2023.Kegiatan ini bekerja sama dengan Kelompok Tani Wanita (KWT) Falamboyan desa Kagok Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.
Program Optimalisasi Integrasi Budidaya Dan Pengolahan Tanaman Obat Tradisional Untuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Dan Kemandirian dilatar belakangi oeleh keinginan peningkatan ekonomi dan kemandirian masayarakat desa melalui Pengembangan tanaman obat di Kawasan perdesaan seperti di Desa Kagok yang perlu dilakukan karena berperan penting untuk mendatangkan manfaat yang lebih luas lagi serta mempercepat kemajuan ekonomi bagi seluruh unsur Masyarakat karena memiliki nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Pada umumnya pelaksanaan budidaya tanaman obat memiliki permasalahan seperti : jenis yang dibudidayakan bukan merupakan komoditas utama dan hasil panen yang ditargetkan bukan kualitasnya melainkan kuantitas sehingga tidak bisa bersaing di pasaran, oleh karena itu harapan dari adanya program ini bisa meningkatkan nilai tambah produk lokal dari tanaman obat tradisional yang dapat dipasarkan dengan branding yang unik dan nilai tambah yang tinggi, sehingga akan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
Program pengabdian masyarakat bertujuan untuk mengoptimalkan integrasi antara budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional guna meningkatkan ketahanan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
BACA JUGA:Tahukah Anda Mengapa Makam Syekh Siti Jenar Sulit Diketahui?
Dalam program ini, terdapat upaya untuk mengintegrasikan berbagai aspek seperti teknik budidaya yang baik, pengolahan tanaman obat yang tepat, serta pemasaran yang efektif.
Dengan integrasi yang tepat, terdapat manfaat ekonomi dari tanaman obat dan juga dapat meningkatkan kesehatan mereka dengan mengonsumsi produk-produk tanaman obat yang dihasilkan secara mandiri
Kegiatan Pemberdayaan berbasis Masyarakat ini memiliki tujuan terkait dengan 8 indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengabdian masyarakat dengan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di bidang budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional (IKU 3 &4)
2. Peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan kemampuan mahasiswa dalam mengelola usaha budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional (IKU 2).
3. Pengembangan kurikulum yang terkait dengan usaha budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar yang semakin berkembang (IKU 1 & 7).
4. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kemampuan dosen, mahasiswa, dan masyarakat dalam bidang budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional (IKU 2,3 &7)
BACA JUGA:Misteri 3 Makam Keramat di Pabrik Gula Karang Suwung, Ada Makam Macan
BACA JUGA:Hujan Gol, SMKN 1 Majalengka A Tumbangkan MAN 3 Majalengka Skor 12 Gol
5. Peningkatan kualitas publikasi ilmiah melalui pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bidang budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional (IKU 3&7).
6. Peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan produk budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat (IKU 5).
7. Peningkatan jumlah produk dan teknologi yang dipatenkan melalui pengembangan teknologi dari pengabdian pada budidaya dan pengolahan tanaman obat tradisional (IKU 5).
Manfaat yang diberikan pada kegiatan Pemberdayaan berbasis Masyarakat ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian ekonomi daerah. Hal ini akan dilakukan dengan mendorong pengembangan usaha di mitra KWT dalam bidang tersebut, sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat dan meningkatkan pendapatan daerah.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi petani atau pelaku usaha mitra dalam pengembangan dan pengolahan tanaman obat tradisional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
BACA JUGA:Ratusan Pejabat Struktural Unma Ikut Capacity Building
BACA JUGA:Unik dan Menarik Pohon Leles Jadi Perhatian Pecinta Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: