Misteri 3 Makam Keramat di Pabrik Gula Karang Suwung, Ada Makam Macan

Misteri 3 Makam Keramat di Pabrik Gula Karang Suwung, Ada Makam Macan

Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Gumelar Suryadiningrat berziarah di salah satu makam keramat di samping pabrik gula Karang Suwung--

Menurutnya, pelestarian cagar budaya bertujuan melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia, meningkatkan martabat dan harkat suatu bangsa. 

Perlunya pelestarian cagar budaya tidak terlepas dari arti penting warisan budaya bangsa yaitu sebagai rekaman dasar dan pengikat nilai sekaligus sebagai bukti dari pemikiran dan aktivitas manusia di masa sebelumnya”, ujarnya.

Senada, sesepuh Cirebon Timur, Haji Sueb memberikan dukungan kepada masyarakat Karang Suwung yang berupaya melestarikan dan menjaga keberadaan makam-makam keramat ini.

“Makam-makam keramat di Karang Suwung ini harus didukung menjadi cagar budaya sebagai situs warisan leluhur. Keberadaannya harus dirawat, dijaga, dan dilestarikan semua lapisan masyarakat,” katanya saat mendampingi Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Gumelar Suryadiningrat.

Diketahui, menurut riwayat tutur Karang Suwung berawal dari bertolakbelakangnya pemikiran Sunan Gunung Jati dengan pegawai Keraton Cirebon yang bernama Raden Rustam. Hal itu menyebabkan Sunan Gunung Jati kecewa dan Raden Rustam meninggalkan Kraton.

Dengan langkah berat dan penyesalannya yang begitu dalam, Raden Rustam pergi meninggalkan Kraton meski tak pasti arah tujuannya. Ia menuju ke arah selatan selama berhari-hari, hingga suatu saat sampai di Gunung Ciremai. 

Lantas, ia bersemedi di atas puncak Ciremai dan mendengar suara rintihan harimau minta tolong. Kemudian ia menolong harimau tersebut, hingga di kemudian hari harimau tersebut menjadi pengikutnya yang setia. Melihat kesetiaan harimau itu, maka Raden Rustam memberi nama Cimandung.

Selesai bersemedi, Raden Rustam dan pengikutnya pergi meninggalkan Gunung Ciremai dan menuju ke arah timur. Hingga mereka sampai pada suatu karang yang masih sunyi senyap.

Mereka membabad hutan untuk dijadikan suatu perkampungan sambil menyiarkan agama Islam yang ia peroleh dari Sunan Gunung Jati. Lama kelamaan perkampungan tersebut semakin ramai dan masyarakatnya giat belajar agama Islam.

Selama Raden Rustam meninggalkan Kraton Cirebon, selama itu pula ia tidak ada kabar beritanya. Hal itu membuat Raden Dikram yang berasal dari Gebang, saudara misan Raden Rustam khawatir. Siang malam ia berdoa untuk keselamatan Raden Rustam.

Hingga suatu saat ia mendengar berita kalau saudaranya itu masih berada di wilayah Cirebon, yaitu bagian timur.

Selanjutnya Raden Dikram mencari saudaranya tersebut. Pencarian itu memakan waktu yang sangat lama, sebelum akhirnya ditemukan.

Raden Dikram adalah seorang empu yang pandai membuat senjata perang dan mengobati berbagai penyakit.

Hal ini memperkuat keyakinan Raden Rustam dalam mengembangkan ajaran Islamnya. Keduanya semakin melebarkan ajarannya ke berbagai tempat, hingga mereka menemukan tempat yang masih sunyi untuk dijadikan tempat tinggal mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: