Imlek Indentik dengan Kue Keranjang, Desa Liangjulang Satu-Satunya Pembuat Dodol China di Majalengka

GENERASI KETIGA: Produksi Dodol China Tn Iim di Blok Omas, Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, masih menjaga tradisi untuk terus memproduksi sejak puluhan tahun lamanya.-Ono Cahyono-Radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM – Kue keranjang atau dodol China sering diburu saat perayaan Imlek. Di Kabupaten Majalengka, terdapat salah satu tempat pembuatan dodol khas warga Tionghoa tersebut.
Namanya adalah Dodol China Tn Iim, yang berlokasi di Blok Omas, Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Majalengka.
Dodol China ini sudah melegenda di Kota Angin. Industri rumahan ini telah memproduksi kudapan tersebut sejak tahun 80-an.
Saat ini, Dodol China Tn Iim sudah dikelola oleh generasi ketiga. Imelda adalah pewaris dari Dodol China Tn Iim tersebut.
BACA JUGA:Ratusan Domba Australia Dikirim lewat BIJB
"Orang tua saya dan keluarga sudah mulai sejak tahun 80-an. Tapi saya sendiri mulai mengikuti orang tua sejak SMP, sekitar 15-17 tahun yang lalu," kata Imelda.
Ia mengaku bahwa tahun ini ia mulai menggarap dodol China karena ayahnya sudah meninggal dunia.
"Dulu, ada papa saya yang membuatnya. Tapi tahun ini, setelah papa saya meninggal, saya yang melanjutkan," tuturnya.
Imelda bertekad melanjutkan bisnis ini karena ia tidak ingin warisan keluarganya lenyap begitu saja. Apalagi, di wilayahnya, perajin dodol China hanya tinggal keluarganya yang tersisa.
Imelda juga tetap menjaga resep warisan keluarganya dalam pembuatan dodol China. Bahkan, pembungkus dodolnya pun masih menggunakan daun pisang.
BACA JUGA:Desa Leuwimunding Menjadi Desa Bersih dari Sampah
"Kami masih menggunakan bahan-bahan warisan, seperti tepung ketan, gula, dan daun pandan. Pembungkusnya menggunakan daun pisang karena menambah aroma wangi," ucapnya.
Meski Imelda tetap menjaga nilai-nilai warisan keluarganya, ia juga mengikuti perkembangan zaman.
Saat ini, usaha tersebut mulai membidik pasar digital. Berkat itu, penjualannya kini bisa menembus pasar luar negeri. Biasanya, ia menjual ke wilayah sekitar dan kota besar terdekat.
"Ada kemajuan sekarang, kami mengirimnya ke Hongkong dan Surabaya. Kalau tahun kemarin, paling jauh ke Bandung dan Jakarta saja," imbuhnya.
Dodol China Tn Iim juga terbilang 'limited edition'. Pasalnya, Dodol China Tn Iim hanya memproduksi menjelang perayaan Imlek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: