Sebelum Syekh Subakir, Tahukah Anda? Tanah Jawa Dikuasai Sekte Ini, Ritual Mengerikan Kaum Bhairawa
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri zoom-inlihat fotoMengenal Maithuna, Ajaran Tantra Bairawa Wujud Cinta dan Kasih Sayang Istimewa Simbol konsep maithuna dalam Panca Makara sebagai bagian ajaran Tantra Bairawa --
RADARMAJALENGKA.COM-Sejak ratusan tahun lalu, keberadaan sebuah sekte yang dikenal sebagai Bhairawa Tantra, telah memasuki Tanah Jawa dan sebagian kawasan Nusantara.
Sekte Bhairawa dikenal sebagai aliran yang menganut ajaran kiri dari Tantra. Sekte ini juga dikenal sebagai kelompok yang mempraktikkan ritual magis yang menyeramkan. Aliran Bhairawa umumnya melakukan ritual di kuburan atau Setra.
Kuburan bagi aliran Bhairawa adalah tempat paling suci, karena tempat tersebut mengajarkan ilmu kekal atau ilmu pasti. Yakni setiap kehidupan pasti akan memiliki akhir, yaitu kematian. Sekte Bhairawa di Bali penerapan ritualnya kebanyak dilaksanakan di Pura Dalem, karena sekte ini kental memuja Dewi Durga sebagai Dewa yang tertinggi.
Banyak misteri dan rahasia yang terkandung dalam ajaran Bhairawa Tantra tersebut, namun tidak semua anggota sekte atau kelompok yang mengetahui kebenaran ajaran tersebut.
Perkembangan Sekte Bhairawa di Nusantara tercatat pada Prasasti Suroaso yang berangka tahun 1297. Yang memaparkan dengan jelas segala aktivitas Sekte Bhairawa di Nusantara.
Dalam prasasti tersebut diceritakan bahwa Raja Adityawarman diangkat sebagai Ksetrajnya. Ksetrajnya memiliki arti ia yang tertinggi atau ia yang telah mencapai kebebasan jiwa tertinggi.
Dalam prasasti terdapat gambar yang menjelaskan Adityawarman tengah ditasbihkan sambil bersemayam dengan kesunyian di sebuah tempat duduk berupa tumpukan mayat.
Adityawarman digambarkan sambil tertawa sebagai setan dan minum darah. Mayat – mayat tersebut terlihat seolah menyala – nyala dan menebarkan bau yang sangat busuk.
Namun, Raja Adityawarman seakan menikmati dan duduk berlama – lama di atasnya. Konon, yang dirasakan sang raja bukanlah bau busuk, melainkan bau semerbak bunga yang wangi. Inilah salah satu gambaran ekstrem Bhairawa.
Diperkirakan 674 Masehi, di Jawa Kerajaan Kalingga yang dipimpin Ratu Shima. Wilayah kekuasaannya dari Jepara hingga Dieng. Banyak penduduknya menjadi penganut Bhairawa Tantra.
Widji Saksono, dalam bukunya Mengislamkan Tanah Jawa: Telaah Atas Metode Dakwah Walisongo. (Penerbit Mizan, Bandung, 1995. Hal.223-224. Dijelaskan, Bhairawa Tantra merupakan produk persatuan dari agama dan paham tertentu dalam senyawa yang bersifat sinkretisme. Ini menjadi Tantrayana atau Bhairawa Tantra yang menghasilkan ritual-ritual amoral dan membangkitkan kegelapan peradaban selama beberapa abad.
Disebut Tantrayana sebab aliran yang awalnya lahir dari golongan Çakta ini menggunakan kitab suci yang dinamakan Tantra sebagai pegangan. Kitab ini berisi berbagai hal tentang keagamaan dan ritual atau pemujaan yang bersifat sihir dan ghaib.
Drs. R. Soekmono, dalam bukunya Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Cetakan V. (Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1988. Hal. 29 dan 34. Dijelaskan, mantra, jampi, simbol-simbol mistik, dan pernik mistik lainnya memegang peranan penting dalam usaha manusia untuk mencapai persatuan dirinya dengan Tuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: