Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Peta berjudul Insulæ Indiæ Orientalis oleh Jodocus Hondius. (Bartelle Gallery)--

Sengaja atau tidak, sisi selatan pulau Jawa terpotong oleh pembatas bingkai bagian bawah. Hal ini membuat banyak orang penasaran dengan seperti apa sebenarnya rupa asli sisi selatan Jawa.

Salah satu petualang asal Venesia yang sohor dan kerap menjadi referensi para kartografer adalah Marco Polo. Dia berkisah tentang perjalanannya ke Asia Tenggara pada abad ke-13.

Meskipun banyak pihak meragukan kisah perjalanannya, beberapa kartografer abad ke-16 dan ke-17 tetap menggunakan toponimi dari pemberian Polo. Celakanya, Marco Polo juga memberikan penggambaran yang absurd tentang Jawa.

“Pulau terbesar di dunia,” demikian bentuk Jawa menurut Polo yang berdasar dari “testimoni pelaut-pelaut yang tahu banyak tentang hal itu.”

Para penjelajah Portugis yang menyambangi Nusantara sebelum kedatangan Belanda, punya persepsi sendiri tentang Jawa. Berdasar kisah penghuni pulau tersebut mereka mendapatkan informasi bahwa di tengah pulau terdapat gugusan gunung yang melintang dari barat ke timur.

BACA JUGA:Sejarah Panjang Baribis Majalengka, Ditemukan Fosil Binatang Purba, Sekarang Ada Taman Air Mancur

Keadaan geografi itu telah menghentikan komunikasi antara kawasan pantai utara dan selatan. Akibatnya, pelaut Portugis mengurungkan niat untuk segera menjelajahi sisi selatan pesisir Jawa. 

Untungnya, misteri rupa pesisir selatan Jawa yang digambar oleh kartografer William Lodewijcksz terpecahkan pada 1580.

Francius Drake, seorang pelaut dan politikus Inggris yang mengelilingi dunia pada 1577 sampai dengan 1580.

Setelah menjelajahi Maluku dan celah Timor, Drake dan krunya berhasil menyusuri Laut Selatan dan mendarat di pesisir selatan Jawa.

Bukan hanya itu, sisi selatan pulau Jawa juga terungkap setelah kartografer Jodocus Hondius menerbitkan peta berjudul Insulæ Indiæ Orientalis pada tahun 1606.

Di situ, Hondius menggambarkan pesisir selatan Jawa dengan garis putus-putus, namun menyisakan garis tegas yang membentuk teluk untuk kawasan pelabuhannya.

Di titik yang berbentuk teluk itu, Hondius memberi catatan kecil bertuliskan Huc Franciscus Dra, Appulit. Sejak terbitnya peta Hondius itu, misteri rupa pesisir selatan Jawa mulai terungkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: