Sel Aktif Teror Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Terbongkar, Pertanyaan Ini Kenapa Sulit Terungkap?
Karo Pennmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (tengah) bersama PPID Densus 88 Anti Teror Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) dan Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi (kiri) saat menunjukkan foto tersangka terorisme yang berkaitan dengan bom bun--
RADARMAJALENGKA.COM-Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi mengungkapkan, Desus 88 Antiteror berhasil membongkar sel aktif kelompok teror di balik bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung, Desember 2022 lalu.
“Sebuah bom untuk amaliyah teror tidak mungkin dibuat oleh satu orang. Terlebih lagi dibuat sendiri oleh "penganten" yang melakukan bunuh diri,” ungkap tokoh NU asal Bangkalan Madura itu dalam unggahannya di media sosial.
BACA JUGA:Ada Apa dengan Tanggal 21 Februari 2024? Ini Ramalan yang Terjadi
Pria kelahiran 21 April 1971 ini menjelaskan, kelompok teror tidak akan pernah membiarkan pembuat bom melakukan bunuh diri. Bagi mereka, seorang "bomb maker" adalah aset utama.
Densus 88 ketika itu, ungkapnya, menyadari postulat ini. Mereka menyimpulkan pasti ada kelompok yang mempersiapkan semuanya di belakang aksi yang menewaskan Agus Muslim tersebut. Mulai dari ideolog, pendanaan, pembuat bom, hingga dari mana "skill" pembuatan bom itu didapat.
BACA JUGA:Lahir Dramatis, Wargi Sunda Tahu Siapa Cepot?
Selama lebih dari 8 bulan sejak kejadian bom Astana Anyar, kata dia, tim Densus 88 tidak nyenyak tidur. Seluruh kemampuan anggota Densus dikerahkan langsung oleh Kadensus 88, Irjen Pol Marthinus Hukom. Tentunya untuk menyatukan berbagai petunjuk yang masih berserakan dan belum terkoneksi satu dengan yang lain.
Menurut Islah, Kadensus 88 pasca-kejadian bom Astana Anyar bahkan sempat berujar, "kita berpacu dengan waktu, mengingat dua tahun ke depan bangsa Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi. Jangan sampai mereka melakukan aksi lagi di waktu dan tempat yang berbeda."
BACA JUGA:Benarkah 4 Punakawan Berasal dari Bahasa Arab?
“Arahan dari Kadensus 88 ini cukup beralasan. Mengingat hampir semua kelompok teroris di belahan dunia manapun mengharamkan demokrasi,” ujarnya.
Sejak itu selama berbulan-bulan tim Densus 88 melakukan proses penyelidikan. Menyatukan semua potongan-potongan informasi intelijen yang didapat dari berbagai sumber. Melakukan bedah analisis forensik secara rinci dari lokasi kejadian.
“Puji syukur, Tuhan masih menyayangi bangsa indonesia dengan hanya meledakkan satu dari dua bom yang melekat di badan Agus Sujatno alias Agus Muslim,” tulis Islah.
BACA JUGA:Santi Asromo, Dua Kali Dibakar Belanda, Pondok Pesantren Unik di Majalengka
Dari sini, kata dia, Densus 88 bisa mempelajari dan mengidentifikasi karakter bom berdasarkan komposisi bahan dan sirkuit elektroniknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: