18 Juta Orang akan Mudik dari Jabodetabek, Berpotensi Terjadi Kemacetan di Tol Cipali

18 Juta Orang akan Mudik dari Jabodetabek, Berpotensi Terjadi Kemacetan di Tol Cipali

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan terkait rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan di Tol Cipali saat arus mudik.-Setkab-radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Sedikitnya 18 juta orang akan mudik dari Jabodetabek dengan tujuan terbanyak ke Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Sehingga terdapat beberapa ruas jalan tol yang perlu menjadi perhatian, salah satunya adalah Jalan tol Cikopo Palimanan (Cipali).

Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan, sebanyak 22 persen masyarakat akan mudik dengan mobil pribadi, 20 persen sepeda motor.

"Untuk mobil pribadi akan terjadi penumpukan di Cipali dan Merak. Tujuan pemudik terbanyak adalah Jawa Tengah, karena itu Cipali adalah yang paling tinggi tingkat kemacetannya," kata Menhub, saat konferensi pers di Istana Negara, Jakarta.

BACA JUGA:Tol Cisumdawu Beroperasi 15 April, Menhub Ungkap 2 Rencana untuk Bandara Kertajati Majalengka

Menhub menambahkan, untuk mengantisipasi kemacetan akan dilakukan rekayasa lalu lintas yang intensif. Kemenhub akan bekerjasama dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri untuk melakukan antisipasi.

Sedangkan dari sisi regulasi, presiden juga membuat keputusan berkaitan dengan cuti bersama. Sekarang ini, sesuai SKB 3 menteri, cuti bersama mulai tanggal 21 sampai 26 April.

Cuti bersama akan dimajukan menjadi tanggal 19 April, dengan harapan masyarakat bisa mudik lebih awal. "Asumsinya pemudik memiliki waktu 4 hari mulai 18 sampai 21 April," kata Menhub. 

Oleh karena itu, kata Menhub, kepada perusahaan swasta diminta memberikan THR lebih awal, sehingga masyarakat bisa mudik lebih cepat.

BACA JUGA:Menhub Pamer Pesawat Antonov Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka, Begini Kata-katanya

Terkait potensi kemacetan lalu lintas di Jalan Tol Cipali, kerja sama akan dilakukan dengan Korlantas dalam rencana rekayasa lalu lintas dapat mengatasi hal ini melalui arus lalu lintas satu arah, contraflow, dan aturan ganjil-genap.

“Cipali itu, Mas tahu bahwa dari Jakarta sampai kilometer 66 empat jalur, empat-empat, jadi delapan jalur. Dan, setelah kilometer 66 itu dua-dua jalur. Nah di situlah rekayasa lalu lintas akan dilakukan, baik itu one way, contraflow, atau satu lagi yang akan kita terapkan adalah ganjil genap. Ganjil genap ini memang kita hati-hati melakukan karena mengingat perjalanan dari Medan, dari Palembang, sampai Jakarta mesti tertunda tapi kita akan diskusikan,” jelasnya lagi kepada wartawan.

Menhub menyatakan bahwa rasio kapasitas terhadap volume (v/c rasio) sangat penting untuk menghindari kemacetan lalu lintas.

“Singkat kata, bahwa kalau dulu kita tidak terlalu menetapkan harinya, agak fleksibel, nah ini akan kita diskusikan VC Ratio, jadi kapasitas per volume. Jadi jumlah kapasitas dan volume yang lewat itu harus 0,6. Kalau dia di atas 0,6, 0,8 udah rendet."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: