Pengamat Sebut Keberanian Erick Thohir Diperlukan dalam Sepakbola Tanah Air

Pengamat Sebut Keberanian Erick Thohir Diperlukan dalam Sepakbola Tanah Air

Direktur Gerbang Informasi (GI) Miqdada Husen,--

Miqdada menandaskan, bagaimana mungkin menertibkan pertandingan sepakbola yang melibatkan masyarakat dalam jumlah masal jika para pengurus kerja asal-asalan. Pengurus profesional saja, karena sepakbola melibatkan masyarakat dalam jumlah besar, masih saja saja selalu ada ancaman kerusuhan, apalagi jika di internal pengurus amburadul.

“Jangan mimpi dapat mendisiplinkan para pemain dan penonton jika komisi disiplin ‘tidak disiplin.’ Wasit akan mudah tergoda bermain mata jika komisi disiplin wasit, suka lirik sana sini. Tak akan ada keberanian mendisiplinkan pemain, wasit, pengelola klub, penonton jika jajaran pengurus amburadul,” jelasnya.

BACA JUGA:UPDATE! Progres Konstruksi TOL CISUMDAWU Seksi 5A, H-1 Target Selesai dan Tersambung, Begini Kondisinya

BACA JUGA:H-1 Target TOL CISUMDAWU, Gagal Tersambung ke Majalengka di Akhir Februari 2023

Setelah mendisiplinkan diri penguruslah, terang dia, baru PSSI ‘wajib’ bertindak tegas dan kalau perlu ‘keras’ kepada siapa saja, yang melanggar aturan. Pemain terlibat perkelahian apalagi sampai memukul wasit bukan hanya kartu merah, tapi juga hukuman berat. Kalau perlu seperti penjaga gawang Chile Roberto Rojas, dihukum seumur hidup tidak boleh main.

“Masyarakat tentu mengetahui di negara yang sepakbolanya maju, disiplin dan ketaatan pemain terhadap keputusan wasit tak bisa ditawar. Jangan coba-coba pemain protes sampai mendorong, memukul wasit. Menyentuh saja ketika protes akan dapat hadiah kartu merah. Bahkan, terhadap keputusan wasit yang salah sekalipun, pemain tidak boleh berlebihan memprotes. Mengomel boleh, itupun secukupnya,” tuturnya.

Miqdad menambahkan, deretan kasus keputusan salah wasit dan ketaatan pemain menjadi contoh tentang bagaimana seluruh pihak yang menjadi bagian pertandingan menjaga ketertiban dengan kesungguhan mematuhi keputusan apa pun.

“Resikonya sangat berbahaya jika pemain dan official memaksakan penolakan hingga dapat menyulutkan emosi pendukung tim yang dirugikan. Keselamatan manusia menjadi pertimbangan utama, dan sepakbola tetap sebagai sebuah permainan,” katanya.

Migdad menandaskan, tentu saja semua kasus kesalahan keputusan wasit bukan merupakan pembenaran sehingga wasit dapat sewenang-wenang. Perlindungan pada keputusan wasit jelas didahului sikap profesional dan jaminan integritas wasit. Jika wasit terbukti bermain mata, ia bukan hanya seumur hidup tak boleh bermain, sanksi pidana bisa mengancamnya. Begitulah seharusnya PSSI mendisiplinkan wasit dan pemain.

“Bagaimana dengan penonton dan official? Hal yang sama juga diberlakukan kepada keduanya. Penonton masuk lapangan ketika pertandingan berlangsung, membuat rusuh, seumur hidup tidak boleh hadir ke lapangan. Official ngeyel, juga dikenakan sanksi berat.

Penonton yang kedapatan membawa dan mulut beraroma alkohol, dilarang masuk lapangan. Mabok adalah pintu utama kerusuhan. Piala Dunia 2022 tertib antara lain karena ada larangan membawa minuman beralkohol ke arena pertandingan,” beber Miqdad.*

BACA JUGA:Gerbang Tol Pasir Malati, Usul Tambahan Exit TOL CISUMDAWU ke Kabupaten Majalengka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: