7 Funfact Atau Fakta Menarik dari Sumpah Pemuda, Simak Lebih Lanjut Disini 

7 Funfact Atau Fakta Menarik dari Sumpah Pemuda, Simak Lebih Lanjut Disini 

Potret isi dan rumusan dari Ikrar Sumpah Pemuda-Wikipedia-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM - Setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia lebih diperingati sebagai hari yang memiliki sejarah yang berharga, pasalnya hari itu adalah hari dimana para pemuda bangsa dari berbagai perwakilan daerah berkumpul menjadi satu dalam sebuah sumpah, dan dinamakan dengan Hari Sumpah Pemuda

Hari Sumpah Pemuda itu ada sejak tahun 28 Oktober 1928, dan berarti terhitung pada tahun 2024 ini, umur dari peringatan Hari Sumpah Pemuda itu sudah 96 tahun, butuh 4 tahun lagi agar genap 1 abad yakni 100 tahun di tahun 2028 nanti.

Hari Sumpah Pemuda sendiri biasanya dirayakan di tiap instansi, baik pendidikan seperti sekolah hingga ke taraf pemerintahan, guna mengingat Sumpah Pemuda yang sangat kaya akan sejarah, sebagai rasa persatuan untuk Indonesia.

Dan Hari Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya memiliki banyak funfact atau fakta unik yang harus diulik dan disimak. Maka dari itu, pada artikel berikut ini akan membahas mengenai rangkuman dari berbagai sumber terkait 7 funfact atau fakta menarik dari Hari Sumpah Pemuda, simak selengkapnya disini. 

BACA JUGA:Sinergitas BPIP dan Para Content Creator Serta Content Writer Untuk Mengamalkan Nilai Pancasila Dalam Tindakan

1. Sumpah Pemuda Awalnya Tidak Memiliki Nama

Dikutip dari berbagai sumber terkait, Sumpah Pemuda sendiri awalnya tak bernama, meski telah dibacakan saat kongres rumusan ikrar yang ditulis oleh Mohammad Yamin itu tidak memiliki judul tertentu. Istilah Sumpah Pemuda baru muncul setelah kongres berlangsung beberapa hari setelahnya.

2. Rapat Pertama Digelar di Lapangan Banteng

Dilansir dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, rapat pertama Kongres Pemuda II yakni pada tanggal 27 Oktober 1928 diselenggarakan di Lapangan Banteng tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Hal ini karena KJB memiliki aula yang dapat menampung ratusan peserta. 

3. Mayoritas Peserta Menggunakan Bahasa Belanda

Dikutip dari laman resmi Bawaslu, sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres itu. Selain itu, notulen rapat juga ditulis menggunakan Bahasa Belanda. Meski begitu, ada juga yang mahir berbahasa Melayu yakni Mohammad Yamin. Beliau bertugas sebagai sekretaris dan menerjemahkan pidato serta kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu.

4. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan dengan Lantunan Instrumental Biola Tanpa Diiringi Lirik dan Kata Merdeka

Dikutip dari laman Kemdikbud, pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan oleh WR Supratman menggunakan alat musik biola tanpa lirik. Hal itu mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta kongres. Mengapa lagu Indonesia Raya hanya dimainkan menggunakan biola tanpa lirik? Seperti yang dilansir dari laman resmi Bawaslu, yaitu saat kongres berlangsung peserta tidak boleh menyuarakan kata merdeka karena dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. 

BACA JUGA:Fenomena War Takjil, Sebagai Toleransi Antarumat Beragama yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: