Jalan Tol Kuningan Bakal Melingkari Gunung Berapi Tertinggi di Jawa Barat, Terakhir Meletus Tahun 1937

Jalan Tol Kuningan Bakal Melingkari Gunung Berapi Tertinggi di Jawa Barat, Terakhir Meletus Tahun 1937

Gunung Ciremai Tahun 1920-1933 (Dok. Tropenmuseum)--

RADARMAJALENGKA.COM-Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR tengah merancang pembangunan jalan Tol Kuningan yang nantinya akan terhubung dengan Tol Cipali (Cikopo - Palimanan) dan Tol Getaci (Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap).

Jalan tol yang berada di wilayah Kuningan itu dirancang untuk terhubung ke Tol Cipali di Utara dan Tol Getaci di Selatan yang rencananya akan melingkari Gunung Ciremai serta dibangun pada 10 tahun kedepan di antara tahun 2030-2035.

Gunung Ciremai adalah sebuah gunung berapi yang terletak di wilayah Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

Gunung Ciremai terletak di wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia, namun saat ini tidak tercatat adanya aktivitas vulkanik yang signifikan.

Gunung Ciremai memiliki pemandangan alam yang indah dan merupakan salah satu objek wisata alam yang populer di Jawa Barat.

Di sekitar gunung terdapat hutan yang masih lebat, air terjun yang eksotis, dan terdapat pula beberapa makam kuno yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan raja-raja dari kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut.

Dikutip dari situs Badan Geologi Kementerian ESDM, kawah Puncak Gunung Ciremai biasa dicapai dari barat via Apui atau Cipanas dan dari timur via Kampung Linggajati.

Gunung Ciremai sebagai gunung api di Indonesia, pernah meletus. Catatan letusannya tercatat sejak 1968 dan terakhir kali terjadi pada 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun.

Tanggal 24 Juni tahun 1937, untuk terakhir kalinya Gunung Ciremai meletus.

"Erupsi Gunung Ciremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun," dikutip dari situs Badan Geologi Kementerian ESDM, Selasa (3/10).

Pada 1937 itu, terjadi erupsi freatik di kawah pusat dan celah radial.

"Pada 24 Juni 1937 - 7 Januari 1938 terjadi erupsi freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52.500 km bujur sangkar," tulis keterangan resmi tersebut.

Menurut Badan Geologi, karakter erupsi Gunung Ciremai adalah berupa erupsi ekplosif berskala menengah. Hal itu dimanifestikasikan oleh sejumlah endapan aliran dan jatuhan piroklastik.

BACA JUGA:Tidak Tertulis di Prasasti Batu Tulis, Kenapa Hanya Orang Sunda dan Cirebon Sebut Siliwangi Raja Pajajaran?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: