Mirip Situs Gunung Padang, Punden Berundak Gunung Balay, Misteri Pengubah Sejarah Majalengka

Mirip Situs Gunung Padang, Punden Berundak Gunung Balay, Misteri Pengubah Sejarah Majalengka

Punden Berundak di Gunung Balay (dok.historiana)--

RADARMAJALENGKA.COM-Jejak sejarah dan pra sejarah di Kabupaten Majalengka terus digali, sejumlah penemuan pun berhasil diungkap satu persatu, yang terbaru Grup Madjalengka Baheula (Guru Mala) yakni komunitas yang konsen dalam mengungkap sejarah dan budaya di kabupaten Majalengka, berhasil menyingkap tabir keberadaan bongkahan batu yang strukturnya sangat mirip dengan gunung Padang.

Lokasinya berada di Gunung Balay kampung Sukamulya Kelurahan Babakan Jawa Majalengka.

BACA JUGA:Ditemukan Gunung Batu Mirip Gunung Padang

Gunung Balay ini menurut naskah kuno Sunda dalam penelitan Undang A Darsa, Universitas Pajajaran disebutkan adalah salah satu Mandala atau Kabuyutan dan dikenal sebagai Mandala Sindangkasih.

Sumber naskah Sunda kuno abad ke-16, Carita Parahyangan mencatat bahwa raja Sunda yang bernama Sang Rakeyan Darmasiksa atau dikenal dengan nama Prabu Darmasiksa, merupakan pendiri lembaga pendidikan di tatar Sunda pada masa itu. Lembaganya diberi nama Sanghyang Binayapanti, sedangkan kompleks pendidikannya disebut Kabuyutan atau Mandala.

Istilah Mandala menunjukkan terpengaruh agama Budha. Brangkali ini merupakan perubahan nama dari "Kabuyutan" atau kedua istilah itu digunakan untuk menunjukkan hal yang sama yaitu tempat suci sekaligus tempat menuntut ilmu keagamaan.

BACA JUGA:Keberadaannya Masih Misterius, Sisa Potongan Hiasan Atap Tersimpan, Adakah Candi di Parungjaya Majalengka?

 

Kedudukan Kabuyutan memperoleh tempat yang tinggi sehingga sangat dihormati pada struktur kerajaan dan urang Sunda kala itu.

Keberadaan Kabuyutan dianggap sebagai tempat yang sakral dan secara formal perlu dilindungi oleh kerajaan.

Pengakuan akan Kabuyutan sebagai daerah khusus dan dilindungi keberadaannya oleh kerajaan terungkap pada prasasti Kebantenan I, II, III dan IV.

Kabuyutan sebagai lembaga pendidikan sendiri telah menghasilkan berbagai karya tulis yang isinya terutama berkenaan dengan tuntunan hidup manusia di dunia agar selamat di dunia dan akhirat kelak, di antaranya Sewaka Darma (Koropak 408), Sanghyang Siksakandang Karesian (Koropak 630), dan Amanat Galunggung (Koropak 632).

 

Bentukan kata Mandala Sindangkasih dari kata "Mandala" dan "Sindangkasih". Mandala berasal dari bahasa Sanksekerta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: