Sodancho Soeprijadi, Melarikan Diri ke Banten Selatan dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Itu Hilang ,
Supriyadi (National Library of Indonesia)--
RADARMAJALENGKA.COM-Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancho Soeprijadi pada 14 Februari 1945, menghilang tanpa jejak.
Setelah Indonesia merdeka, Soeprijadi sebenarnya sempat diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai menteri pertahanan dan keamanan.
Namun, Shodancho Soeprijadi, seorang prajurit Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar, tidak pernah muncul lagi setelah Pemberontakan PETA di Blitar digagalkan Jepang.
Misteri menghilangnya Soeprijadi masih menjadi tanda tanya hingga kini. Supriyadi apa masih hidup atau sudah mati?
Ia merupakan anak Raden Darmadi, bupati Blitar di era kemerdekaan. Di masa penjajahan Jepang, dia cukup dikenal khalayak sebagai seorang patriot yang mengenyam pendidikan kemiliteran PETA, pasukan bentukan Jepang yang tujuannya sebagai kekuatan cadangan kalau-kalau sekutu masuk ke Indonesia pada Perang Dunia II front Pasifik.
Supriyadi adalah putera sulung. la masih mempunyai dua belas saudara lagi. Ibu kandung Soeprijadi bernama Rahayu, meninggal waktu Soeprijadi masih kecil. Kemudian anak sulung itu diasuh oleh ibu tinnya bernama Susilih.
Soeprijadi mula-mula bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), Sekolah Dasar berbahasa Belanda. Sesudah tamat ia melanjutkan pelajarannya di MULO, setingkat dengan SMP, kemudian meneruskan pelajaran di Sekolah calon Pamongpraja (MOSVIA) di Magelang.
BACA JUGA:Fenomena Suara Misterius di Bumi Sumenep, Dahulu Abad Ke- 5 Masehi Disebut 'Kemarahan Tuhan'
Ketika pasukan Jepang mendarat di Indonesia Soeprijadi bersekolah di Sekolah Menengah Tinggi (SMT), kemudian mengikuti pendidikan semi militer atau Latihan Pemuda (Seinindojo) di Tanggerang.
Di antara pelatihnya yang bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia ialah Yanagawa dan Nakajima. Soeprijadi merasa terpanggil masuk Tentara Pembela Tanah Air atau PETA.
Ia mendapat latihan yang keras dalam barisan PETA dan diangkat menjadi Syodanco Dai Ici Syodan dari Dai San Cudan atau Komandan Peleton I dan Kompi III Tentara Peta di Blitar, Kompi III adalah kompi bantuan yang menguasai persenjataan berat dari Daidan Blitar.
Pembentukan PETA sebenarnya adalah upaya Jepang untuk mengambil hati Bangsa Indonesia. Saat PETA dibentuk, Jepang sebenarnya sudah mulai kalah perang di mana-mana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: