Fenomena Suara Misterius di Bumi Sumenep, Dahulu Abad Ke- 5 Masehi Disebut 'Kemarahan Tuhan'
Warga saat menunjukkan salah satu sisi sumber suara dentuman misterius di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2023).(Polres Sumenep ) --
RADARMAJALENGKA.COM-Sejumlah warga Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur, heboh dengan suara dentuman keras yang terjadi pada Sabtu (12/8/2023).
Ahli geologi dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang didatangkan untuk menyelidiki suara dentuman dari tanah di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep.
BACA JUGA:Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah di Kota Wali, 7 Tahun Cirebon Dipimpin Seorang Freemason
"Malam ini tim dari ITN yang kami undang berangkat dari Malang," kata Kalaksa BPBD Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi, Sabtu (12/8) malam.
BPBD Sumenep juga mendatangkan tim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Wahyu mengungkapkan suara dentuman dari dalam bumi terdengar di lima rumah warga.
Suara itu sudah terdengar sejak beberapa hari terakhir dan yang paling lama pada Sabtu (12/8) mulai sekitar pukul 09.30 WIB hingga 10.30 WIB.
BACA JUGA:Ternyata Jalan Ini Nama Aktivis Freemason di Cirebon, Kok Bisa?
"Suaranya seperti benturan benda keras atau seperti kegiatan orang menggali sumur di dalam bumi, tetapi di sana tidak ada aktivitas apa pun," ujarnya.
Suara gemuruh atau dentuman di langit kerap ditemui di wilayah Indonesia. Fenomena yang belum terungkap sumber suara ini membingungkan sejumlah pihak.
Di abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi, fenomena dentuman langit dikaitkan sebagai bentuk "kemarahan Tuhan". Di masa tersebut, ilmuwan Amerika Serikat (AS), mengakhiri anggapan tersebut setelah eksperimen layang-layang, kunci, dan kilatnya membuktikan, peristiwa semacam ini bukan amarah Tuhan, melainkan sebuah fenomena alam.
Salah satu penyebab dentuman di langit adalah petir. Guntur disebabkan oleh pemanasan yang cepat yang kemudian mengalami pendinginan udara dari petir.
Petir sangat panas, jadi ketika melewati udara, ia memanaskan udara dengan sangat cepat. Panas ini menyebabkan ekspansi cepat pada udara. Ekspansi tersebut kemudian diikuti segera oleh kontraksi cepat udara tersebut dikarenakan pendinginan.
Proses ini mengirimkan gelombang kejut melalui atmosfer, yang menghasilkan suara yang kita sebut sebagai guntur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: