Laporan Kerajaan Belanda, Sumur Minyak di Maja Rerink Habis Modal

Laporan Kerajaan Belanda, Sumur Minyak di Maja Rerink Habis Modal

Peta letak Cibodas (Aardolie, minyak bumi) dekat sungai Cibodas--

Nadat uit Amerika werktuigen en technisch personeel waren aangebraeht, warden twee boringen uitgevoerd~ die de diepte van 111 en 213 M. bereikten; in de boorgaten werd op 38 en _9 79 M.

aardolie aangetroen, die evenwel slechts tot 4,5 M.

beneden den beganen grond opwelde.

Uit de te Tjibodas gemaakte boorgaten verkreeg men ongeveer 144 liter per etmaal, doeh nagenoeg al de op andere plaatsen begonnen boringen mislukten, hetzij omdat in her geheel geen aardolie werd aangetrot~en, hetzij omdat de verkregen olie te dik was.

In Mei 1876 werd her bekend, dat de ondernemers besloten hadden de exploitatie te staken.

Daar de voorwaarden der eoncessie niet waren nagekomen, de ontginning voorts gebleken was geene resultaten van eenige beteekenis te kunnen opleveren en her in her belang der bevolking moest geacht worden, haar vrij te laten gebruik maken van war de natuurlijke bronuen opleveren, werd de coneessie later ingetrokken.

(DE CONCESSIEN TOT MIJNONTGINNING IN  NEDERLANDSCHINDIE NA HET KON. BESLUIT VAN ‘) SEPTEMBER 1873 (INDISCH STAATSBLAD No 217a).]

BACA JUGA:Santi Asromo, Dua Kali Dibakar Belanda, Pondok Pesantren Unik di Majalengka

Berikut terjemahannya:

Pada tahun 1873 Tuan J. Reerink, bersama-sama dengan pabrik Nederlandsche Handelmaatschappij di Batavia~ sekitar 20 tahun dan berdasarkan ketentuan lebih lanjut Indisch Staatsblad 1867 no 54a dan 1868 no 58, diberikan izin untuk mengeksploitasi sumber minyak bumi di dessa Madja, distrik Madja, divisi Madjalengka der residence Cheribon.

19 bidang tanah ditetapkan sebagai kawasan reklamasi, dengan total luas kurang lebih 207 bangunan.

Setelah alat dan tenaga teknis didatangkan dari Amerika, dua sumur dibor, mencapai kedalaman 111 dan 213 m; minyak bumi ditemukan di lubang bor pada 38 dan _9 79 M., yang, bagaimanapun, hanya mengalir hingga 4,5 M. di bawah permukaan tanah.

Sekitar 144 liter per hari diperoleh dari lubang bor yang dibuat di Tjibodas, tetapi hampir semua pengeboran yang dimulai di tempat lain gagal, entah karena tidak ada minyak sama sekali atau karena minyak yang diperoleh terlalu kental.

Pada Mei 1876 diumumkan bahwa para pengusaha telah memutuskan untuk berhenti beroperasi.

Karena syarat-syarat konsesi tidak terpenuhi, maka eksploitasi itu ternyata juga tidak dapat memberikan hasil yang berarti dan karena itu harus dipertimbangkan demi kepentingan penduduk agar mereka dapat memanfaatkan secara bebas apa yang ada di alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: