Turunnya Harga Jagung Kering Bikin Petani Rugi

Turunnya Harga Jagung Kering Bikin Petani Rugi

DIJEMUR: Petani memanfaatkan panas matahari untuk menjemur jagung. Sayangnya, harga jagung pipilan kering ini justru mengalami penurunan. -Ono Cahyono-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Harga jagung pipilan kering mulai turun harga di angka Rp4.900 per kilogram. Padahal pekan kemarin harganya masih berada di Rp5.200 hingga Rp5.300 per kilogram di tingkat petani.

Turunnya harga jagung pipilan kering ini justru dikeluhkan para petani di Desa Nunuk, Kecamatan Maja. Karena dengan turunnya harga jagung bagi petani adalah kerugian. Karena biaya produksi tidak bisa tertutupi.

Petani di Desa Nunuk, Udin menuturkan produksi jagung di wilayahnya kini mengalami penurunan akibat kemarau serta serangan hama tikus.

Kemarau datang terjadi di saat tanaman jagung belum berbuah, akibatnya pertumbuhan pohon menjadi kerdil dan sebagian tidak berbuah.

BACA JUGA:Majalengka Banyak Stok Atlet Muda, Azzahro Axcerlyliavi Juara Renang U 10

BACA JUGA:Tingkatkan Kesadaran Warga sekitar Kampung Berseri ASTRA akan Kesehatan, ASTRA Tol Cipali Gelar Posyandu Prima

"Ketika ada yang berbuah, bonggolnya kecil dan berukuran pendek serta biji jagung juga menjadi lebih kecil. Belum lagi adanya serangan hama tikus yang mengganas, memakan jagung muda," tuturnya.

Udin mengaku dari satu hektare yang harusnya diperoleh sebanyak kurang lebih 6,5 ton, kini paling hanya memperoleh setengahnya saja atau sekitar 3 ton hingga 3,5 ton saja.

“Ketika hasil panen sedikit seharusnya harga menjadi naik. Tapi ini justru harga jagung terus merosot,” kata Udin.
Petani lainnya Sedon menyebutkan, di wilayahnya hampir semua petani bercocok tanam di lahan tegalan. Sehingga ketika kemarau melanda otomatis semua tanaman tidak mendapatkan pasokan air.

“Pengairannya mengandalkan air hujan, jadi begitu kemarau otomatis tanaman tidak bisa dapat air. Makanya tak heran kalau tanaman banyak yang tidak berbuah karena kerdil, daunnya layu menguning,” tambahnya.

BACA JUGA:Satlantas Polres Majalengka Berbagi Kepedulian Sosial Melalui Kegiatan

BACA JUGA:KEREN! 3 Anggota Polri Diwisuda Langsung Presiden Erdogan Usai Ikuti Pendidikan 2 Tahun di Turki

Karena produksi sedikit, maka pendapatan yang diperoleh pun minim. Jika biasanya ketika panen jagung petani bisa membeli perhiasan hingga sepeda motor, justru tahun ini untuk membayar biaya bekas tanam pun sudah untung.

“Dari modal tanam, bibit, pupuk semua mengambil dari bandar. Usai panen baru bayar. Hanya untungnya harga menyesuaikan harga pasar,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: