Hindari Fitnah, Soal Ketidakhadirannya di Rapat Paripurna, Begini Tanggapan Wakil Ketua II DPRD Majalengka

Hindari Fitnah, Soal Ketidakhadirannya di Rapat Paripurna, Begini Tanggapan Wakil Ketua II DPRD Majalengka

PARIPURNA: Bupati Majalengka Karna Sobahi mengikuti rapat paripurna -Baehaqi-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Asep Eka Mulyana, selaku anggota Fraksi Karya Demokrat DPRD Majalengka, kembali memberi tanggapan soal ucapan Bupati Karna Sobahi menanggapi soal ketidakhadirannya di Rapat Paripurna Hari Jadi ke-533 Majalengka, pada Rabu (7/6) lalu.

Saat itu, bupati mempertanyakan alasan ketidakhadiran anggota Fraksi Golkar di rapat paripurna hari jadi yang digelar di Gedung Pendopo tersebut, padahal pada tahun sebelumnya hadir.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Majalengka itu menjelaskan, bahwa ada kekeliruan soal pemahaman tata tertib rapat paripurna yang digelar di luar gedung DPRD.

Apalagi, kata dia, ada anggota DPRD yang sejak menjadi anggota legislatif tidak pernah hadir ketika rapat paripurna digelar di luar gedung mengingatkan.

BACA JUGA:Amel Menjadi Anak Asuh Bupati, Diberi Modal Usaha hingga Dibantu Rutilahu

BACA JUGA:Polisi di Majalengka Sosialisasikan Pencegahan TPPO Kepada Perangkat Desa

"Pertama, menjawab kenapa tidak hadir paripurna baru tahun ini sementara tahun lalu hadir? Sebab, kekeliruan baru terungkap setelah paripurna tahun lalu, di mana ada anggota legislatif, saudara Dasim Raden Pamungkas yang mengingatkan paripurna di luar gedung DPRD menyalahi aturan," ujar Asep. Senin. (12/6).

Asep menyebut, jika gelaran rapat paripurna di luar gedung DPRD berangkat dari faktor fleksibilitas, menurutnya kurang tepat. Sebab, azas fleksibiltas aturan harus memenuhi kaidah tertentu, yaitu kondisi kahar.

Selain itu, fleksibilitas pelaksanaan juga tidak terpenuhi, karena meja dan kursi yang digunakan tetap mengambil dan menggunakan yang ada di DPRD, pulang pergi diangkut kendaraan bagian perlengkapan.

“Prinsipnya, aturan bukan sesuatu yang bisa diubah-ubah dengan mudah. Kami, mencoba mengingatkan tradisi yang keliru tersebut," ujarnya.

BACA JUGA:Majalengka Juara Umum Porsenitas Menjadi Kado Harjad, Puncak Harjad Ke-533 Ditutup Kirab Budaya

BACA JUGA:18 Tahun TKW asal Garawastu Majalengka Hilang Kontak

Dalam ucapan yang telah muncul di berbagai media juga, kata Asep, bupati menyinggung soal adanya pemberian pakaian dan uang kehadiran atau transport.

Selain itu, ucapan orang nomor satu di Majalengka juga merujuk ke orang tertentu dengan mengucapkan kata 'dia'.
"Kedua, pada bagian akhir tanggapan Pak Bupati mengungkap narasi 'dia', kalimat utuh seperti ini 'Sebab dia sudah, pak saya siap datang, ingin baju saya beri baju, pak ingin datang ada transport kita beri transport'.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: