Kemarau Tapi Masih Hujan, Begini Penjelasan dari BMKG

Kemarau Tapi Masih Hujan, Begini Penjelasan dari BMKG

Radarmajalengka.com, JAKARTA - Kemarau tapi hujan menjadi fenomena cuaca yang terjadi akhir-akhir ini, pasalnya masih sering turun hujan lebat.

Kemarau tapi hujan menjadi fenomena kemarau basah yang terjadi sepanjang tahun 2022 ini. 

BMKG memberi penjelasan mengenai musim kemarau tapi masih hujan akhir-akhir ini. 

Kondisi kemarau tapi masih hujan terkait dengan dinamika atmosfer di skala global dan cukup memberi pengaruh signifikan.

BACA JUGA:Google Bisa Diblokir Kominfo Gara-gara Ini, Termasuk WhatsApp

Akibatnya hujan masih kerap mengguyur terutama di malam hingga pagi hari. Bahkan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan potensi bencana yang diakibatkan cuaca buruk. 

Sementara itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan.

Yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

BACA JUGA:Senjata Bharada E Jadi Perbincangan, Mantan Petinggi Polri Kumpul

“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” ujar dia.

BMKG memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan 16 hingga 23 Juli 2022.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menguraikan seperti fenomena La Nina yang pada Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.

“Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” ujar Guswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: