Harga Kedelai Hitam Meroket, Industri Kecap Kelimpungan

Harga Kedelai Hitam Meroket, Industri Kecap Kelimpungan

Harga Kedelai Hitam Meroket Industri Kecap Kelimpungan-Almuaras-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Pada momentum Idul Fitri 1446 H, penjualan kecap tradisional Kabupaten Majalengka  mengalami peningkatan  yang cukup tinggi. Seperti yang dialami Pengusaha Kecap Maja Menjangan (MM) di Kelurahan  Majalengka  Wetan Kecamatan Majalengka.

Direktur Produksi  dan Pemasaran CV  Maja  Menjangan (MM), Ir  H Nana Suherna Saad MP menyatakan bersyukur  ada peningkatan penjualan pada momentum lebarantahun2025ini.  “ Alhamdulilah kita bersyukur ada peningkatan pada  momenidul fitri 1446 Hijriah ini,” ujar H Nana kepada Radar melalui pesan WA  

Namun untuk produksi kecap  lagi, pihaknya terkendala dengan pekerjanya karena sedang sibuk mengurus sawahnya. “Kami  harus menunggu pegawainya  tidak sibuk bekerja di sawah dulu,seolah bekerja di pabrik kecap itu sampingan setelah beres menggarap sawah,”imbuhnya.

Diakuinya. selama ini sesuai dengan tradisi orang tuanya untuk produksi  kecap menggunakan kedelai hitam, ia sendiri belum tahu alasan secara ilmiah  untuk produksi kecap itu  harus menggunakan kedelai hitam.

BACA JUGA:Ngeri! Sungai Cibuni Longsor Ancam Rumah Warga

“Kata orang tua dulu acinya lebih kental kedelai hitam sehingga bagus untuk kecap, sehingga hingga kini  untuk produksi  kecap belum pernah menggunakan kedelai putih, tapi  perlu  juga  ada penjelasan dari ahlinya  tentang keunggulan kedelai hitam dari  pakarnya,” beber H Nana kepada Radar, kemarin.

Seperti pernah diberitakan Radar  menyebutkan bahwa selain  kenaikan  harga kedelai juga usaha kecap tradisional terpengaruh dengan kenaikan harga gula merah atau giula aren.

Menurutnya, dalam sebulan  produksi kecap  hanya dilakukan dua kali  dengan tenaga kerja 6- 12 orang saja.     Dia bersyukur  dalam waktu sebulan  ini  ada dua  pesanan cukup lumayan dari pengurus  Masjid  di Kota Bogor  dan pesanan  para pengusaha muda  yang peduli kepada KUKM.

Diakuinya sekitar 5 tahun  lalu, pengusaha kecap di Majalengka bisa mencapai 30 pengusaha, tapi  saat ini tinggal beberapa pengusaha saja. Saat ini Kecap   MM memproduksi  rasa manis  dan manis sedang  dengan kemasan    botol plastik dan botol  beling.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Subianto Bantu Petani Majalengka Atasi Hama Tikus dengan 1.000 Burung Hantu

Ia berharap  dirinya bisa terus  mempertahankan dan mengembangkan pabrik kecap yang dirintis oleh orang tuanya,   H Saad  Wangsadi jaya pada tahun 1940  tersebut.

“Dari usaha kecap ini 7 anak H Saad bisa lulus kuliah, dan kami  bertekad untuk mempertahankan dan  mengembangkan warisan  leluhurnya  tersebut,” tandasnya seraya berharap ada perhatian dan dukungan yang konkrit untuk keberlangsungan usaha kecap tradisional di Kabupaten Majalengka sehingga Majalengka yang penah dijuluki sebagai “Kota Kecap” bisa dipertahankan.

Dia berharap ada upaya sinergis di OPD Pemkab  Majalengka antara Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk bisa  ikut membantu dan berupaya untuk mempertahankan dan mengembangan produksi kecap tradisional Majalengka.

“Bila usaha kecap  bertahan dan terus berkembang maka bisa membuka banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan  pendapatan ekonomi masyarakat banyak,” pungkasnya.  (ara)

BACA JUGA:Kebijakan Harga Gabah dan Pupuk Bersubsidi Tingkatkan Hasil Pertanian di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: