Hukuman Mati Syekh Siti Jenar, Kisah Undangan dari Ki Badiman

Hukuman Mati Syekh Siti Jenar, Kisah Undangan dari Ki Badiman

Hukuman mati Syekh Siti Jenar. -Ilustrasi/Ist-radarmajalengka.com

Radarmajalengka.com, CIREBON - Hukuman mati Syekh Siti Jenar dikisahkan terjadi di depan Masjid Pakungwati Cirebon, dan dilakukan oleh Sunan Kudus.

Hukuman mati terpaksa dilakukan kepada Syekh Siti Jenar karena ajaran yang telah menyesatkan masyarakat.

Terkait hukuman mati terhadap Syekh Siti Jenar juga dikisahkan dalam beberapa versi. Ada yang menyebut di depan Masjid Sang Cipta Rasa. Ada juga kisah di depan Alun-alun Kesultanan Demak.

Dalam versi Wawacan Sunan Gunung Jati Pupuh 39 terbitan Emon Suryaatmana dan TD Sudjana, hukuman mati tersebut dilakukan di depan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dengan algojonya adalah Sunan Gunung Jati.

BACA JUGA:Fosil Rusa Purba di Majalengka, Ditemukan di Baribis, Disimpan di Gedung Juang

Di lain versi yakni Serat Negara Kertabumi, disebutkan bahwa algojonya adalah Sunan Kudus.

Sedangkah Naskah Mertasinga menyebutkan, hukuman mati menggunakan Keris Sanhyang Naga milik Sunan Gunung Jati.

Keris tersebut kemudian dimakamkan di Anggaraksa atau Kanggraksan, Kota Cirebon. Namun tidak diketahui lokasinya.

Sementara saat eksekusi Syekh Siti Jenar, dikisahkan dalam Naskah Mertasinga Pupuh 33 poin 4 sampai dengan 26.

BACA JUGA:Tips Merawat Komponen CVT Matik, Pengguna Motor Matik Wajib Tahu

Bahwa saat itu, para wali sudah berkumpul di Masjid Pakungwati Cirebon. Sunan Kudus lalu memerintahkan Ki Badiman untuk memanggil Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemahabang.

Perintah itu, lantas dijalankan. Namun ketika Ki Badiman menemui Syekh Siti Jenar di kediamannya, yang terjadi adalah perang kata-kata.

Waktu dipanggil, Syekh Siti Jenar malah menjawab" "Siti Jenar Tidak Ada Yang Ada Allah."

Ketika Ki Badiman berkata "Allah dipanggil Dewan Wali." Kemudian Syekh Siti Jenar malah menjawab: "Allah tidak ada yang Ada Syekh Siti Jenar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: