Desa Leuwimunding Menjadi Desa Bersih dari Sampah

Aktivitas Kepala Desa Leuwimunding, Aang Rukman Lesmana, di TPS. Desa tersebut menjadi satu-satunya desa di Kecamatan Leuwimunding yang memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS), sehingga dapat menekan volume sampah di TPA Heuleut, Kadipaten.-Ono Cahyono-Radarmajalengka.com
BACA JUGA:Pj Bupati Dedi Supandi Hanya Butuh Setahun Selesaikan 811 Temuan BPK
Setelah infrastruktur terpenuhi, dana desa (DD) akan digunakan untuk memfasilitasi tempat sampah di setiap rumah. Pengangkutan sampah juga dijadwalkan setiap hari.
"Tempat sampah di setiap rumah akan memudahkan pemilahan sampah organik dan anorganik. Rata-rata, setiap hari sampah yang masuk ke TPS mencapai sekitar 3 ton, sebagian besar sampah berasal dari pasar desa, sekitar 80% adalah sampah organik," jelas Aang.
Langkah strategis ini juga akan mendukung produk unggulan Desa Leuwimunding, yaitu rempah embassy. Produk berbahan baku jahe emprit ini bahkan sudah dipasarkan ke beberapa negara.
"Kita memiliki produk unggulan. Jadi, ketika pengelolaan sampah sudah maksimal, kita akan memiliki pupuk organik untuk budidaya jahe emprit. Kami juga akan menyiapkan lahannya. Saya memiliki mimpi besar agar TPS ini bisa menjadi destinasi wisata edukasi," tandas Aang.
BACA JUGA:Jika Melanggar Perda, DPRD Ancam Cabut Izin Usaha Minimarket
Sektor lingkungan dan penanganan sampah menjadi fokus perhatian Bupati Majalengka terpilih, H Eman Suherman, selama menjabat.
"Sampah menjadi perhatian utama saya. Karena sampah merupakan masalah kompleks yang harus segera ditangani," katanya.
Eman akan menambah pasukan sapu bersih sampah hingga tingkat desa untuk menciptakan lingkungan Majalengka yang bersih dan sehat.
"Masyarakat sudah sangat jenuh melihat kondisi jalan kabupaten dan jalan desa yang dipenuhi sampah. Oleh karena itu, meskipun saat pensiun saya telah membentuk tim sapu bersih sampah, kami belum mencapainya di tingkat desa," jelasnya.
BACA JUGA:Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal Pasar Sport Model Tanah Air
Eman juga berencana untuk mendorong setiap desa untuk berkolaborasi dalam membuat Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Untuk mendukung program ini, ia akan menambah alat pengangkut sampah.
"Kedepannya, akan ada kerjasama antar desa untuk menyiapkan TPS. Jika sekarang tiga desa sepakat untuk membuat TPS, maka semua sampah dapat dibawa ke sana dan kemudian diangkut ke TPA," ungkap Eman.
Namun, ia menekankan bahwa ini akan memerlukan penambahan alat angkutan. Pihaknya juga akan mengevaluasi jarak tempuh antara TPS dan TPA serta terus mengedukasi masyarakat mengenai pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Terkait dengan TPA yang sudah melebihi kapasitas, Eman tidak memiliki rencana untuk memindahkannya, namun ia sedang mengupayakan solusi untuk mengurangi volume sampah di TPA Heuleut, Kecamatan Kadipaten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: