Kapus Panyingkiran Yullinar Sebut Dua Desa Terjangkit Penyakit Cikungunya Pada Awal Tahun 2025

Kapus Panyingkiran Yullinar Sebut Dua Desa Terjangkit Penyakit Cikungunya Pada Awal Tahun 2025

Kepala Puskesmas Panyingkiran, Yullinar Sembiring SKM SST MKM menyebutkan ada dua desa yang dilaporkan pada awal tahun 2025 ini terjangkit penyakit Cikungunya.-Almuaras-Radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM – Wilayah Kecamatan Panyingkiran tergolong rawan terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Cikungunya di Kabupaten Majalengka.

Kepala Puskesmas Panyingkiran, Yullinar Sembiring SKM SST MKM, menyebutkan bahwa dari 9 desa binaan di wilayah kerja Puskesmas Panyingkiran, ada dua desa yang dilaporkan pada awal tahun 2025 ini terjangkit penyakit Cikungunya.

“Ada dua desa di Kecamatan Panyingkiran yang dilaporkan terserang penyakit Cikungunya, yaitu Desa Cijuray dan Desa Jatiserang,” ujar Kepala Puskesmas Yullinar kepada Radar melalui pesan WhatsApp kemarin.

Dikatakan Yullinar, terakhir pihaknya menerima laporan dari warga di Blok Majasari, Desa Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, yang menderita penyakit Cikungunya.

BACA JUGA:Bosan Sering Disurvei BBWS, Tidak Ada Realisasi Tetap Cikamangi Banjir

Warga tersebut mengalami demam, pusing, badan linu seperti tertusuk, mual, dan muncul ruam kulit.
“Tim medis dari Puskesmas Panyingkiran langsung ke lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang terserang penyakit Cikungunya tersebut,” ujarnya, yang juga dibenarkan oleh tim surveilans, Wawan Suparta.

Wawan menambahkan bahwa bersama pengurus RW setempat, pihaknya langsung melakukan fogging di lokasi Desa Jatiserang sepanjang 6 km.

Warga diimbau untuk tetap waspada, khususnya warga di Kecamatan Panyingkiran, dengan melakukan langkah pencegahan 3M plus.

“Kita tingkatkan gerakan kebersihan lingkungan dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan jangan sampai ada genangan air yang bisa menjadi tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Untuk upaya membunuh nyamuk dewasa, di daerah yang dilaporkan ada penderita Cikungunya atau DBD, sudah dilakukan fogging atau penyemprotan,” paparnya.

BACA JUGA:Ratusan Kendaraan Ikuti Fun Ride Harlah ke-52 PPP

Wawan menambahkan bahwa penyakit Cikungunya dan DBD sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. “Kalau DBD bisa menyebabkan kematian, tetapi Cikungunya tidak, dan dalam dua pekan bisa pulih kembali,” ujarnya.

Ditambahkan Wawan, sebelumnya penyakit Cikungunya juga menyerang warga Desa Pasir Muncang, Kecamatan Panyingkiran.

“Desa-desa di Kecamatan Panyingkiran masih banyak yang memiliki kawasan berkebun, karena itu kami menghimbau kepada warga untuk terus meningkatkan kesehatan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk agar terhindar dari penyakit Cikungunya atau DBD,” sarannya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: