Kitab Kuno Kembali Ditemukan di Desa Lengkong

Kitab Kuno Kembali Ditemukan di  Desa Lengkong

. Andi sedang menunjukkan penemuan kitab kuno-PAI SUAPRDI-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM -Setelah sebelumnya ditemukan satu kitab kuno berbahasa sansekerta di Desa Lengkong Wetan Kecamatan Sindangwangi, kini 4 kitab serupa kembali ditemukan sehingga totalnya menjadi 5 buah kitab yang seluruhnya ditulis dengan bahasa sansekerta diatas kertas berwarna buram yang beberapa bagian sudah hancur dimakan rayap.

 

Sayangnya belum ada satu pihak pun yang bisa memecahkan misteri kitab kuno yang diperkirakan berusia puluhan mungkin ratusan tahun tersebut. Pasalnya belum ada satupun tokoh masyarakat maupun budayawan dan pemerhati sejarah di kecamatan Sindangwangi yang mampu membuka tabir misteri tersebut.

 

Andi R (45) pemerhati budaya dan sejarah desa di Kecamatan Sindangwangi mengakui, dirinya cukup kesulitan untuk membaca dan menterjemahkan isi kitab, bahkan untuk mendapatkan buku itu sendiri perjuangannya sangat luar biasa. Pihaknya mengaku sudah mencoba membawa kitab tersebut ke Keraton Kanoman dan bertemu dengan Patih Pangeran Qodiran, sayangnya sang Patih belum bersedia, mengingat saat ini kraton masih sibuk mempersiapkan perhelatan maulidan.

 

“Sebenarnya Kitab ini pernah kami bawa ke Kraton Kanoman, dan bertemu dengan Patih Qodiran tujuanya untuk bisa dibedah, sayangnya karena saat ini kondisi kraton juga sedang sibuk mempersiapkan Maulidan, sehingga permintaan kami ditangguhkan. Namun jika ada waktu Patih mengaku bersedia untuk membedah kitab ini,”terangnya saat berkunjung ke Radar Cirebon group kemarin.

 

BACA JUGA:Kasatlantas Ngadiman Mutasi Diberi Kain Tenun Gadod Khas Nunuk Majalengka

BACA JUGA:Kaki Tangan Mojopahit dari Timur hingga Barat Indonesia, Sampai Kapan Cassanova Buron?

 

Lebih lanjut kata dia, pihaknya berharap ada ahli sejarah maupun budayawan di kabupaten Majalengka untuk bisa memecahkan misteri tersebut, karena berkaitan dengan kekayaan sejarah dan budaya bangsa. Agar nantinya sambung dia, bisa dibedah dan dikupas apa isi kitab tersebut sebenarnya.

 

“Saat ini kami coba amankan kitab ini, sambil menunggu barangkali ada tokoh budaya maupun ahli yang mau membedahnya,”ucapnya.

Sebelumnya Nana Rukmana atau Kang Naro aktivis budaya yang konsen mempelajari sejarah Majalengka, yang juga Ketua Group Majalengka Baheula (Guru Mala) saat dihubungi Radar Cirebon Group saat penemuan kitab kuno pertama menjelaskan, jika melihat kertas yang digunakan sebagai alat untuk menulis kitab tersebut, jelas usianya sudah tua karena dari tekstur kertas dan jenis kertasnya sudah sangat usang dan lama.

 

Selain itu sebut dia dari rangkaian huruf yang ada dalam kitab tersebut dipastikan merupakan huruf kono atau Hanacaraka, yang merupakan tulisan atau huruf jawa atau sunda kuno. Namun demikian kata dia, dari beberapa bait dirinya mampu menerjemahkan isi yang ada di dalam kitab tersebut, namun beberapa bagian sangat sulit dibaca karena ada yang sudah rusak atau terhapus.

 

“Kalau menggunakan teknik alih aksara, kemungkinan kitab itu berisi tentang babad atau cerita rakyat di wilayah tersebut (belum diketahui red kemungkinan Lengkong). Dari gaya bahasanya sih seperti isi percakapan jaman dulu antara seorang putri dan tokoh patih yang bernama Cati Sagara atau Sagara Sakti,” jelasnya.

 

BACA JUGA:Ingatkan Ancaman Besar yang Mampu Menghantam Dunia, Apa Maksud Peringatan Jokowi?

BACA JUGA:TKA China Kuasai Industri Makro, Ganjar Pranowo: Jangan Teriak Usir, Kamu Bisa Gantikan Enggak?

 

Sementara itu dari pantauan Radar Cirebon, diketahui lima kitab yang ditemukan tersebut memang menggunakan huruf sansekerta, sayangnya kitab itu sendiri sudah tidak utuh, sebab urutan angkanya banyak yang sudah hilang. Misalnya saja dari halaman 45 tiba tiba langsung ke halaman 70, dan itu terjadi di kelima kitab. Sehingga diduga halaman yang hilang tersebut entah sengaja disembunyikan karena ada sesuatu hal rahasia, atau memang hilang akibat hancur dimakan usia.

 

Namun dari huruf yang ada, sangat terlihat jelas dengan tiga gaya tulisan yang berbeda beda, sehingga memunculkan perkiraan kalau ke lima kitab itu ditulis dengan huruf yang berbeda beda. Namun demikian untuk bisa memastikan hal itu tentunya para ahli sejarah dan ahli kitab. (pai)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: