Desa Kuno Ini Asal Putri Brahmana Kuasai Ilmu Karma Amamadang, Ratu Ken Leluhur Raja-raja Jawa

Desa Kuno Ini Asal Putri Brahmana Kuasai Ilmu Karma Amamadang, Ratu Ken Leluhur Raja-raja Jawa

Arca Ken Dedes yang ditemukan di dekat reruntuhan Candi Singasari pada 1818.( Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata)--

Joko Lola lalu ikut menceburkan diri ke sumur. Dari sana kemudian berkembang sebuah mitos. Yakni larangan bagi orang asli Dinoyo dan Polowijen agar tidak saling menikahi. Sebab, jika dilanggar akan timbul musibah.

Penuturan lain Ndedes adalah Putri Ken Dedes yang selama ini dikenal di kalangan masyarakat. Karena kecantikannya, Ken Dedes tak hanya memikat hati Joko Lola, tapi juga pria-pria lain. Seperti halnya Prabu Salio atau raja dari Kerajaan Mendoroko, Singosari. Sang prabu dijuluki Maling Angguno atau maling sakti yang sempat menculik Ken Dedes lewat bawah tanah. Ada pula Tunggul Ametung yang merupakan raja dari Kerajaan Tumapel.

Dan yang terakhir adalah Ken Arok yang meminang Ken Dedes dengan tipu muslihat. Memasuki masa Islam, di Polowijen juga berkembang kisah mengenai Mbah Assyuro dan Mbah Jibris. Keduanya merupakan dua bersaudara dari Pasuruan yang melakukan babat alas di Polowijen.

Pada masa Islam Polowijen dikenal sebagai kawasan angker. Orang yang masuk ke desa itu bisa hilang atau meninggal. Sebab, dulu Polowijen menjadi pusat pendidikan para Brahmana. Namun, image angker berubah setelah Mbah Assyuro dan Mbah Jibris datang dengan membawa lima pusaka. 

Dikutip dari buku Wanwacarita Kesejarahan Desa-Desa Kuno di Kota Malang, terdapat peninggalan-peninggalan masa lalu di Polowijen. Antara lain watu kenong dan lumpang batu. Ada juga sumur tua yang kini berada di dalam rumah Siti Muidah di RT 1 RW 3. Kabarnya, sumur yang dalam itu bisa menembus hingga Sumur Windu tempat Ndedes atau Putri Ken Dedes melarikan diri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: