Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

sumber: https://mooibandoeng.files.wordpress.com--

Rupanya setelah tahun 1914, yaitu setelah N.J. Krom menulis tentang bangunan berundak Gunung Padang ini, bangunan tersebut tertutup oleh hutan dan semak belukar, dan baru ditemukan kembali sesudah tahun 1979.

Selanjutnya, catatan N.J. Krom tersebut sering ditulis ulang dengan tambahan status sebagai catatan pertama yang menyebutkan keberadaan situs megalitik Gunung Padang di daerah Cianjur.

Selama ini catatan sejarah menulis penemu Situs Megalitik Gunung Padang Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sekitar 50 KM dari Kota Cianjur, Jawa Barat, adalah NJ Krom.

Dikutip dari Catatan Seputar Penemuan Gunung Padang, Cianjur buku Dr. R.D.M.Verbeek berjudul Oudheden van Java; Lijst der Voornamste Overblijfselen uit den Hindoetijd op Java met Eene Oudheidkundige Kaart (Landsdrukkerij, Batavia, 1891) atau 23 tahun sebelum laporan yang dibuat oleh N.J. Krom.

Rogier Diederik Marius Verbeek (1845-1926) adalah orang pertama yang melakukan penelitian tentang Krakatau yang dimulainya tujuh minggu setelah ledakan gunung api yang mengguncang dunia pada 27 Agustus 1883. Hasil penelitiannya yang mendalam ini dibukukan dengan judul Krakatau (Government Printing Office, Batavia, 1886).

Buku Oudheden van Java ini merupakan kumpulan catatan tentang artefak-artefak peninggalan kebudayaan Hindu di Jawa. Di sini telah disebutkan mengenai keberadaan Gunung Padang berdasarkan kunjungan dan laporan De Corte pada tahun 1890.



Berikut kutipan catatan dengan subjudul Goenoeng Padang:

38. Goenoeng Padang

District Peser, afdeeling Tjiandjoer, Blad K. XIII

Op den bergtop Goenoeng Padang, nabij Goenoeng Melati, eene opeenvolging van 4 terrassen, door trappen van ruwe steenen verbonden, met ruwe platte steenen bevloerd en met talrijke scherpe en zuilvormige rechtopstaande andesietsteenen versierd. Op ieder terras een heuveltje, waarschijnlijk een graf, met steenen omzet en bedekt, en van boven met 2 spitse steenen voorzien. In 1890 door den heer De Corte bezocht.

Terjemahan:

Di puncak gunung Goenoeng Padang, dekat Goenoeng Melati, terdapat 4 rangkaian teras yang dihubungkan oleh undakan batu kasar, berlantai batu datar kasar dan dihiasi banyak batu andesit tegak berbentuk kolom dan tajam. Di setiap teras ada gundukan, mungkin kuburan, dikelilingi dan ditutup dengan batu, dan diatapi 2 batu runcing. Dikunjungi pada tahun 1890 oleh Tuan De Corte.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: