Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890

sumber: https://mooibandoeng.files.wordpress.com--

Pada teras kedua terdapat batu-batu tegak yang berukuran lebih besar daripada batu-batu tegak lainnya dan berfungsi sebagai pembatas jalan.

Teras ketiga berukuran lebih kecil dari teras kedua. Adapun sisi-sisi teras ini berukuran panjang sisi barat laut 18,5 m; sisi tenggara 18 m; sisi timur laut 18 m; sisi barat daya 18 m.

Pada teras ketiga ditemukan lima bentuk bangun yang hampir sebagian besar merupakan kelompok-kelompok batu tegak baik yang masih berdiri maupun yang sudah roboh.

Susunan bangun tersebut di antaranya berbentuk segi empat dan melingkar. Tiap bentuk bangun terpisah, yang dibuktikan dengan adanya jalan atau pondasi yang menghubungkan antara bentuk bangun satu dengan yang lainnya.

Bentuk-bentuk bangun inilah yang dahulu diperkirakan Krom memiliki fungsi sebagai kuburan.

Data terakhir yang diperoleh sebagai hasil ekskavasi D.D. Bintarti berjudul Punden Berundak di Gunung Padang”. Amerta, Berkala Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 1982 membuktikan tidak ada tanda-tanda penguburan, temuan hasil ekskavasi hanya pecahan gerabah polos yang terbatas jumlahnya.

Dikutip dari Laporan Hasil Penelitian Arkeologi. Ekskavasi di Situs Megalitik Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Balai: Arkeologi Bandung, tahun 2003. Hasil ekskavasi yang dilakukan di teras ketiga ini juga tidak ditemukan adanya gejala penguburan seperti hasil ekskavasi yang telah dilakukan Bintarti. 

Lapisan tanah di kedalaman kotak ekskavasi tanpa temuan dan hanya berupa lapisan tanah lempung berwarna kemerahan.

Pada teras keempat yang terletak lebih tinggi dari teras ketiga, terdapat tiga bentuk bangun lagi, yang semuanya terletak pada bagian timur laut.

Bagian barat daya teras keempat merupakan sebidang tanah kosong yang mungkin dipergunakan untuk pelaksanaan upacara tertentu, yang membutuhkan tempat luas.

Selanjutnya, teras kelima terletak di bagian paling ujung sebelah tenggara dan merupakan teras tertinggi yang memiliki ukuran panjang sisi barat laut 17,5 m; sisi timur laut 19 m; sisi tenggara 16 m; dan sisi barat daya 19 m. Diduga teras ini dianggap paling suci, tempat upacara paling sakral diadakan.

Pada teras ini ditemukan bentuk bangun berukuran kecil yang merupakan tumpukan monolit yang oleh N. J. Krom diperkirakan merupakan kuburan.

Dr. N.J. Krom dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst tahun 1914 menyebutkan sebagai berikut: op dezen bergtop nabij Goenoeng Melati vier door trappen van ruwe steenen verbonden terrassen, ruw bevloerd en met scherpe opstaande zuilvormige andesict steenen versierd. Op elk terras een heuveltje (graf), met steenen omzet en bedekt en voorzien van twee spitse steenen.

Terjemahan:

"Di puncak gunung dekat Goenoeng Melati ini ada empat teras yang dihubungkan dengan undakan batu kasar, berlantai kasar dan dihiasi batu andesik berbentuk kolom tegak tajam. Pada setiap teras terdapat gundukan (makam), dikelilingi batu dan ditutup dengan dua buah batu runcing."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: