Tidar Tahun 1413, Para Ulama Mati Disantet, Bukan Sabdo Palon, Syekh Subakir Ruqyah Dedengkot Bhairawa Tantra
Gunung Tidar yang masih terlihat gundul. Sumber: KITLV--
Serat Darmogandul alur cerita intinya sama dengan Babat Kadiri namun Babat Kadiri yang ditulis oleh Mas Ngabei Purbowijaya tidak sepopuler Serat Darmogandul.
Saat Syekh Subakir merukyah pulau jawa aliran yang paling banyak dianut adalah sekte Tantrisme.
Sekte Tantrisme adalah sekte yang menggabungkan antara dua agama yakni Budha dan Hindu Shiva. Dalam ajarannya para pengikut sekte Tantrisme harus melakukan ritual Pancamakara puja.
Pancamakara puja adalah upacara mengitari tumpeng dan ingkung dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsu agar bisa mukso.
Sekte ini sempat menjadi kepercayaan yang banyak dianut oleh masyarakat Jawa.
Terutama para raja, raja-raja yang ingin melanggengkan kekuasaannya dan menjaga hartanya harus melakukan ritual tersebut salah satunya adalah raja Singosari.
Dari latar kondisi sosio-historis seperti itu, jika yang dilawan Syekh Subakir adalah Eyang Ismoyo Jati tidak masuk akal, alasanya cerita itu lahir dari serat Darmogandul yang penulisnya anonim.
Dan argumen yang paling paling kuat melihat penjelasan tersebut bahwa yang dilawan Syekh Subakir adalah guru atau dedengkot dari sekte Tantrisme kiri.
Seperti dikutip dari kanal Youtube Keluarga Arif Com, “bukti yang paling kuat menunjukkan bahwa yang dilawan Syekh Subakir saat menumbali pulau Jawa adalah guru dari sekte Tantrisme kiri bukan Sabdo Palon,” ungkap Arif.
Alasan ini diperkuat bahwa munculnya kepercayaan mengenai saling kerjasamanya antara manusai dan jin adalah banyak diajarkan di sekte Tantrisme.
Hal ini juga mejadi bukti bahwa para ulama yang datang sebelum Syekh Subakir bukan dimakan dedemit akan tetapi dibunuh oleh orang bekerja sama dengan para jin atau dikenal dengan istilah santet. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: