Tan Malaka, Bapak Republik dan Ahli Penyamaran yang Handal
Tan Malaka--
BACA JUGA:Rijklof van Goens Terkejut Menghadiri Jamuan Raja Jawa Ini, Seperti Apa Rasanya Makanan Tahun 1645?
Ada sebuah novel yang terkenal saat itu. Judulnya novel itu adalah “Patjar Merah Indonesia”. Novel itu bercerita tentang kisah penyamaran Tan Malaka.
Patjar Merah sebenarnya adalah sebuah novel petualangan. Judul aslinya adalah “Spionage Dients”. Kemudian diindonesiakan menjadi “Patjar Merah Indonesia”.
Novel itu terbit di Medan, Sumatera Utara pada Maret 1938. Novel terbitkan Centrale Courant & Boekhandel ini berkisah tentang seorang tokoh misterius berjudul Pacar Merah.
Penulis novel mencitrakan tokoh utama sebagai seseorang yang sangat misterius dan sangat ahli menyamar.
Pacar Merah juga menguasai ilmu intelijen dan kontra intelijen, mampu membaca masa depan, dan mempunyai kesaktian misterius.
Pacar Merah, dalam novel itu, melegenda karena menjadi buruan dinas rahasia seluruh dunia.
Ia berpindah-pindah dari suatu negeri ke negeri lain. Seperti Belanda, Filipina, Kamboja, Hong Kong, hingga China.
BACA JUGA:Dahulu Asalnya di TNGC, Kini Tinggal di Gua Kelelawar, Mitosnya Bertubuh Ular Berkapala Manusia
Dalam penyamarannya, dalam satu kisah, Pacar Merah harus menyamar sebagai perempuan tua dengan tiga anak.
Novel ini memang cerita fiksi karya Matu Mona. Namun, sosok atau tokoh yang menjadi Pacar Merah sendiri bukanlah tokoh fiksi. Dia adalah Tan Malaka.
Novel itu ditulis oleh Matu Mona karena terinspirasi dari surat-surat Tan Malaka kepada Adinegoro, Pemimpin Redaksi koran Pewarta Deli.
Surat-surat Tan Malaka itu menceritakan tentang pengembaraannya serta gagasan-gagasan tentang kemerdekaan Indonesia.
Suatu ketika, Adinegoro memperlihatkan surat-surat tersebut kepada Matu Mona. Ketika itu Matu Mona bekerja sebagai redaktur Pewarta Deli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: