Mengungkap Gunung Kromong Perbatasan Cirebon-Majalengka, Teka-tekinya di Bukit Saptarengga, Kerajaan Apa?

Mengungkap Gunung Kromong Perbatasan Cirebon-Majalengka, Teka-tekinya di Bukit Saptarengga, Kerajaan Apa?

Gunung Kromong tahun 1920 (Tropenmuseum)--

Demikian juga di desa Cipanas, ada naskah lama berupa pantun purwa, yang dimiliki Bapak Kajep. Yang menceritakan pertempuran antara Galuh dengan Cirebon di bukit Saptarengga, Gunung Kromong dan sekitarnya.

Di Padabeunghar dan Kaduela ada patung Nyai Dayangsumbi yang dipercaya masyarakat setempat sebagai tokoh legenda Sangkuriang. Ada juga foklore mengenai matinya Patih kerajaan Pasirbatang yang bernama Menak Gerba (adik Lenggang Kamurang dari Jipang) oleh Raden Mundingwangi (Mundingsari Ageng).

Demikian juga di desa Cipanas, ada naskah lama berupa pantun purwa, yang dimiliki Bapak Kajep. Yang menceritakan pertempuran antara Galuh dengan Cirebon di bukit Sapaterangga (Gunung Koromong dan sekitarnya).

BACA JUGA:Ada Apa dengan Tanggal 21 Februari 2024? Ini Ramalan yang Terjadi

Pada lontar kuncen Aki Kasih di Pajajar (Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh-red), memang terdapat secuil keterangan mengenai keberadaan Prabu Mundingwangi putra Prabu Anggalarang yang dianiaya patih Menak Gerba gara-gara Ki Patih tersebut jatuh cinta pada Nyi Lenggangkamurang, istri dari Prabu Anggalarang (Dewa Niskala).

Konon, karena cintanya kepada Lenggangkamurang, setelah Prabu Anggalarang mangkat, Raden Mundingsari Ageng kemudian diculik oleh Nyai Kuntiwang, tukang sihir yang menjadi suruhannya.

Mundingsari Ageng selanjutnya diracun dengan getah 40 racun sehingga badannya melepuh, berborok dan bernanah. Untunglah dia cepat ditolong Resi Purwagalih dari Padepokan Dandaka (Sawala).

BACA JUGA:Masih Adakah Orang Percaya pada Teori Konspirasi?

Melalui perjuangan lama dan sulit, Mundingwangi akhirnya jadi raja di keraton Indrakila yang kemudian namanya berubah menjadi Pajajaran yang sekarang peninggalannya bernama desa Pajajar.

Setelah menikah dengan Dewi Mayangkaruna, putra Begawan Garasiang dari kerajaan Talaga, nama kerajaannyapun diganti menjadi Galuh berpusat di desa Sadomas, Rajagaluh.

Putranya bernama Raden Parunggangsa yang setelah menikah dengan Ratu Sunyalarang, raja Talaga, menjadi ranggamantri (wedana) di Jerokaso, Talaga.

Prabu Cakraningrat adalah raja Galuh terakhir sebagai salah satu keturunan Prabu Mundingwangi yang lain dan tewas dalam pertempuran melawan tentara Pakungwati yang dibantu Demak. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: