GEGER Kampung Bidadari Disebut di Majalengka, Benarkah Warganya Cantik Jelita?

GEGER Kampung Bidadari Disebut di Majalengka, Benarkah Warganya Cantik Jelita?

Tangkapan layar video viral mengenai Kampung Bidadari yang kabarnya ada di Majalengka. -DenDenny Channel-radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Kampung Sukajaya, yang disebut lokasinya di Kabupaten MAJALENGKA menjadi perbincangan dan memiliki julukan Kampung Bidadari. Kenapa ada julukan ini? Apakah karena wanitanya cantik jelita? 

Meski berjuluk Kampung Bidadari, ternyata Sukajaya hanya merupakan sebuah kawasan yang ditinggali warga. Hanya terdapat 8 rumah, dengan mayoritas penghuninya adalah perempuan.

Kampung Sukajaya juga sampai dengan saat ini belum terhubung dengan jaringan listrik PLN. Sehingga hanya mengandalkan penerangan dari damar dan lainnya di malam hari. 

Mayoritas warganya juga hidup dengan cara bertani meski lokasinya berada di dataran rendah, bukan di area pegunungan. Lahan gersang dan tetumbuhan ilalang juga mendominasi kawasan sekitarnya. 

BACA JUGA:PENGUMUMAN: Jemaah Haji Ciayumajakuningsusu Terbang dari Bandara Kertajati 28 Mei, Asrama Haji di Indramayu

Keberadaan Kampung Sukajaya ini, menarik perhatian masyarakat luas pasca viral melalui konten YouTube DenDenny yang sudah disaksikan lebih dari 1,3 juta penonton. 

Lalu, dari mana munculnya julukan Kampung Bidadari? Rupanya, kawasan permukiman penghuninya kebanyakan adalah wanita. Baik dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. 

Menurut warga setempat, wanita di Kampung Sukajaya juga cantik jelita. Meski mereka hidup di tengah kesederhanaan dan masih sangat tradisional. Sehingga mendapatkan julukan Kampung Bidadari. 

"Bener nggak sih bu, kampung ini dijuluki kampung bidadari?," tanya DenDenny kepada salah seorang warga kampung setempat. 

BACA JUGA:Ada Apa Bupati Gelar Mutasi Besar-besaran? Ternyata Ini Penyebabnya

Pertanyaan DenDenny dibenarkan oleh warga tersebut. Meski tidak merinci alasan yang lebih mendetil terkait julukan dari Kampung Bidadari tersebut.

Secara umum, penampakan visual kampung ini masih sangat tradisional. Warganya hidup di rumah yang terbuat dari bilik dan belum dialiri listrik. Kemudian belum terbentuk adanya RT/RW.

Tentunya di malam hari, suasana kampung ini gelap gulita. Apalagi tidak dilengkapi dengan penerangan jalan umum. Akses menuju lokasi juga sangat terbatas. 

Sebab, hanya berupa jalan setapak yang belum dibeton ataupun diaspal. Sehingga hanya berupa tanah saja. Seperti jalan pematang ataupun perkebunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: