Foto 3 Anak Belanda di Cikijing Majalengka, Difoto di Desa Cidulang

Foto 3 Anak Belanda di Cikijing Majalengka, Difoto di Desa Cidulang

Tiga anak Belanda berfoto di jembatan kayu di Desa Cidulang, Kabupaten Majalengka. -Tropen Museum-Radarmajalengka.com

Radarmajalengka.com, MAJALENGKA - Foto 3 anak Belanda di wilayah Cikijing, Kabupaten Majalengka tersimpan di Tropen Museum, Belanda.

Keberadaan foto 3 anak Belanda di sebuah jembatan kayu di Cikijing, Kabupaten Majalengka, menjadi jejak keberadaan kolonial di ujung selatan kota angin.

Sewaktu pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), Jawa dibagi menjadi 9 provinsi.

Pada waktu Inggris berkuasa, Gubernur Jenderal Thomas Raffles membagi Jawa menjadi beberapa karesidenan.

BACA JUGA:Mendag Zulhas ke Pasar Jagasatru Cirebon, Bukan untuk Kampanye, Tapi Buat Ini

Terlepas dari beberapa perubahan di tahun-tahun berikutnya, perubahan besar sistem administrasi di Jawa terjadi pada tahun 1901, 1925, dan 1931.

Tahun 1819 Berdasarkan Besluit Komisaris Jenderal Hindia Belanda Nomor 23 Tahun 1819 Tanggal 5 Januari 1819 tentang Pendirian Kabupaten Maja.

Regenschaft Maja bukan gabungan Talaga dengan Sindangkasih saja, tapi termasuk Rajagaluh, Palimanan, dengan Kedongdong.

Ada tulisan yang menyebut Kabupaten Talaga dengan Kabupaten Maja Agung, kala itu belanda mengharuskan gabung (regrouping) menjadi kabupaten Maja (1819-1840),

BACA JUGA:Uu Ruzhanul Ulum ke Majalengka, Peletakan Batu Pertama Pesantren

Dan di tahun 1920, dibentuklah Kewadanan (distrik) Talaga yang wilayahnya meliputi Onder District (Kecamatan) Bantarujeg Lemahsugih, Talaga dan Cikijing.

Di sisi lain, ada juga Desa Cidulang yang menjadi tempat foto 3 anak Belanda tersebut.

Konon Keberadaan Cidulang tak lepas dari keberadaan tokoh yang bernama Wangsadirja ada yang menyebut Rd Wangsadireja. seorang abdi dalem (Pejabat) Kerajaan Talaga di era Rd Adipati Suwarga. (1675-1715m).

Beliau adalah seorang Abdi Dalem Kerajaan Talaga yang ditugaskan memimpin pengelolaan lahan pertanian milik Kerajaan Talaga yang terhampar mulai dari Cingambul sampai ke Sindangpanji dan Citungtung -Cicanir (Talaga).

Beberapa sumber lisan menyatakan bahwa sebelum dinamakan Cidulang , Rd.Wangsadireja pernah menetap di satu tempat yang ia namai Cikijing Girang , atau sering dan lajim disebut Cigirang ( sekarang menjadi salah satu blok di Desa Cidulang).

BACA JUGA:Pray for Garut, Plh Gubernur Jabar Beri Bantuan untuk Korban

Pada satu ketika, diadakan pesta panen besar besaran di areal pesawahan yang Ia kelola, karena mengundang para Keluarga Besar Kerajaan Talaga, lalu Rd Wangsadireja memerintahkan untuk membuat dapur umum di satu tempat. Dan di sanalah orang orang membuat aneka masakan.

Setelah acara berlangsung . bekas dapur umum itu di bersihkan kembali, namun, di sana masih tersisa satu buah alat mendinginkan nasi (Dulang) yang tebuat dari pahatan batu.

maka dari situlah tempat tersebut dinamakan Tjidoelang /Ci Dulang. (tempat dulang). konon dulang tersebut di kubur di dekat makom Dalem Wangsadireja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: