BARU TAU! Ternyata Ini Sejarah Kue Keranjang Makanan Khas Imlek yang Biasa Dijual di Majalengka

BARU TAU! Ternyata Ini Sejarah Kue Keranjang Makanan Khas Imlek yang Biasa Dijual di Majalengka

Sejarah Kue Keranjang atau Dodol China yang menjadi makanan khas Hari Raya Imlek, termasuk di Kabupaten Majalengka, khususnya di Kecamatan Jatiwangi dan Kadipaten.-Ist-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM - Kue keranjang atau 'nian gao' merupakakan makanan khas imlek yang selalu ada di setiap perayaan tahun baru China, terutama di Kecamatan Kadipaten dan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Sejarah Kue Keranjang memang berkaitan erat dengan Imlek, kemudian menyebar dan bisa juga ditemukan di wilayah Jatiwangi dan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.

Bahkan di Kabupaten Majalengka ada yang biasa membuat kue keranjang yakni Pen Su di Jalan Lanud Sukani, Desa Mekarsari, Kecamatan Jatiwangi.

Menjelang Imlek, pesanan kue keranjang memang sangat banyak. Bahkan produksinya bisa sampai 1,5 sampai dengan 2 ton.

BACA JUGA:Memperhatinkan, Kondisi Jalan Ranji Wetan Sukaraja Penuh Ranjau

Tidak hanya di Majalengka, pembeli dan pemesan kue keranjang buatan Pen Su juga berasal dari Sumedang dan Bandung.

Di Indonesia, selain disebut dengan nama aslinya juga kerap dinamai Dodol China, tetapi berdasarkan sejarah namanya adalah Kue Keranjang. 

Teksturnya memang mirip dengan dodol yang tidak berstektur lembut, sedikit kenyal juga memiliki rasa yang manis.

Biasanya kue keranjang dijadikan sebagai sesaji selama 7 hari menjelang imlek untuk keperluan sembahyang, selama itu kue keranjang tidak diperbolehkan untuk dimakan.

BACA JUGA:Makin Rawan, Jalan Rusak, Penerangan Minim di Jalur Rajagaluh-Lengkong Sudah Tiga Kali Aksi Pembegalan

Kue keranjang ini dapat dimakan disaat perayaan 'Cap Go Meh' atau lebih jelasnya setelah 15 hari setelah tahun baru Imlek 

Kue keranjang sudah ada sejak 2.000 tahun lalu atau sebelum penanggalan Tionghoa ditetapkan pada Dinasti Zhou di abad ke-11 sampai 256 sebelum masehi. 

Pada awalnya orang Tionghoa menyakini bahwa disetiap rumah tepatnya di tempat masak dihuni oleh Dewa Tungku (Cau Kun Kong). 

Dewa tungku juga diyakini dikirim oleh Raja Surga (Giok Hong Siang Te) untuk melihat para penghuni rumah dalam berperilaku saat sedang membuat masakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: