Desa Payung Sangat Terkait 2 Budak, Iringi Utusan Sunan Gunung Jati, Gelar Pertemuan di Puncak Gunung Ciremai

Desa Payung Sangat Terkait 2 Budak, Iringi Utusan Sunan Gunung Jati, Gelar Pertemuan di Puncak Gunung Ciremai

Suasana di Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. -Yuda Sanjaya/Dok-radarmajalengka.com

BACA JUGA:Rekomendasi Terbaik! 7 Cafe Harga Mahasiswa di Cirebon yang Cocok Buat Nongkrong Hemat dan Seru!

Hingga sekarang payung tersebut menjadi batu yang diberi nama Batu Payung. Batu itu terletak di Cilengkeng.

Karena sedih, 2 budak itu menangis di salah satu tanjakan. Saking kerasnya tangisan, suaranya mirip “Bangbara”. Tanjakan tersebut kini dikenal dengan nama Sibangbara.

Rombongan pun akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil payung yang tertinggal. Mereka lebih memilih melanjutkan perjalanan.

Tiba di suatu tempat, rombongan berhenti dan kedua budak disuruh menunggu. Sementara utusan Sunan Gunung Jati melanjutkan perjalanan tanpa mengikutsertakan kedua budak tersebut.

BACA JUGA:Ini Manfaat Meminum Kopi Tanpa Gula, Nikmati Kesehatan dalam Tegukan

Kesetiaan kepada tuan, membuat 2 budak tak beranjak dari tempat tuannya meninggalkan mereka. Hari berganti hari, penantianpun tak kunjung pasti karena tuan tak pernah kembali.

Sampai pada suatu hari, 2 budak tersebut amblas ke dalam perut bumi. Peristiwa tersebut tidak lepas dari perhatian pembuat gula aren.

Tempat tersebut diberi ciri atau tanda. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Kabuyutan Budak Dua.

Seiring dengan perputarannya waktu, penguasa Koleberes pun berganti. Pada masa kuwu dijabat oleh Demang Abdurrahman, adiknya bernama Demang Abdurrahim berkeinginan memiliki daerah kekuasaan tersendiri, lepas dari Koleberes.

BACA JUGA:3 Hp Samsung Harga 3 Jutaan, Buat Gaming Bisa Spek Rata Kanan, Gas Main Genshin Impact!

Keinginan itu diluluskan untuk menentukan batas wilayahnya sendiri. Nama wilayah yang akan dipimpin Demang Abdurrahim diberi nama “Desa Payung”. Juga sebagai peringatan kepada payung yang tertinggal oleh budak dua.

Sedangkan Koleberes diganti namanya menjadi Sindangpano. Jika diartikan tempat singgah dan musyawarah yang diambil dari tempat rombongan Dua Budak beristirahat.

Ketika Revolusi kemerdekaan berlangsung, Desa Payung merupakan basis TNI. Desa ini pula terjadi penyerahan tentara Belanda kepada TNI. Karenanya Desa Payung dikenal juga dengan sebutan “Jogja Kecil”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: