Bukan Hanya Binatang Raksasa Purba dan Sunan Gunung Jati, Desa Baribis Punya Ciri-Ciri Khusus

Bukan Hanya Binatang Raksasa Purba dan Sunan Gunung Jati, Desa Baribis Punya Ciri-Ciri Khusus

Taman Baribis Kabupaten Majalengka. -Irwan Ginanjar/ist-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM-Tak ada habisnya bicara soal Desa Baribis Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Perjalanan panjang sejarah desa tersebut  hingga sekarang ini, menarik untuk dibahas.

Desa yang terletak di timur Majalengka Kota ini, bukan hanya terkenal karena penemuan fosil binatang raksasa purba, ternyata banyak hal yang patut disimak.

BACA JUGA:Jika Kang Emil Ingin Tiru Malaysia, Pusat Pemerintahan Jabar Lebih Cocok Dipindah ke Kertajati

Selain desa yang dulu bernama Dukuh Asem tersebut terkait dengan salah satu Wali Songo, Sunan Gunung Jati, ternyata Baribis ini memiliki ciri-ciri khas atau khusus.

Setidaknya ada tiga ciri khas Desa Baribis ini. Selain seni budaya, makanan ada juga hasil produksi masyarakat setempat. Ciri-ciri khusus ini yang membedakan Baribis dengan desa-desa lain, setidaknya di Kecamatan Cigasong.

BACA JUGA:Kertajati Lebih Cocok Jadi Ibukota Jawa Barat, Daripada Walini dan Tegalluar, Ini Alasannya

Apa saja ciri-ciri khas Desa Baribis Kecamatan Cigasong, Majalengka? Di antaranya inilah ciri-ciri khasnya.

Seni Gembyung

Salah satu ciri khas seni budaya di Desa Baribis adalah Seni Gembyung. Seni tradisonal ini berasal dari nama salah satu gamelan adat Sunda yang disebut gong. 

Selain gong, Seni Gembyung ini juga dilengkapi alat musik lainnya. Sehingga menjadi menarik dan khas sekali jika dimainkan di desa tersebut.

BACA JUGA:Keberadaannya Masih Misterius, Sisa Potongan Hiasan Atap Tersimpan, Adakah Candi di Parungjaya Majalengka?

Seni Gembyung di Desa Baribis dimainkan oleh 25 orang pemain musik tradisonal tersebut. Mereka terdiri dari pemain kenting satu dan dua, pemain kemong satu dan

dua, pemain kendang katipluk dan pemain kolenter. Juga ada pemain gembyung satu dan dua, pemain suling, pemain rebab, dan pemain kemong satu dan dua.

Biasanya Gembyung ditampilkan dalam acara-acara yang bernuansa religius. Misalnya dalam acara pernikahan, mauludan, peresmian mesjid atau haulan tokoh masyarakat dan ulama setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: