Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah Kota Pangkal Perjuangan, 17 Tahun Karawang Dipimpin Freemason

Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah Kota Pangkal Perjuangan, 17 Tahun Karawang Dipimpin Freemason

Titik 0 kilometer Karawang yang dibangun di zaman Belanda. Foto: Istimewa --

BACA JUGA:Ternyata Jalan Ini Nama Aktivis Freemason di Cirebon, Kok Bisa?

Terdapat keterangan bahwa ia memiliki jabatan sebagai Bupati Karawang, lahir di Mangoenredjo tanggal 4 Juli 1881, dan bertempat tinggal di Purwakarta. Loji De Ster in het Oosten didirikan tahun 1837 di Batavia (Jakarta) dan merupakan gabungan dari loji "La Fidele Sincerite” dan loji “La Vertueuse.”

Rekrutmen yang dilakukan Freemasonry terhadap R. A. Aria Soeriamihardja semakin memperkuat pendapat bahwa organisasi tersebut menjadikan elite pribumi yaitu Priyayi atau Menak sebagai target keanggotaan.

Setelah 8 tahun menjadi regent, R. A. Aria Soeriamihardja akhirnya tertarik dan memutuskan untuk menjadi seorang Freemason.

Sebenarnya eksistensi Freemasonry di Karawang sudah dimulai beberapa tahun sebelum R. A. Aria Soeriamihardja aktif dalam Freemasonry, yaitu sejak tahun 1926.

Fakta ini didapatkan dari tulisan Dr. Dirk De Visser Smits yang membuat laporan “Meesterconvent Zondag 26 December 1926” yang menyatakan bahwa diperlukannya lingkaran-lingkaran kecil perkumpulan Freemasonry di wilayah- wilayah kecil agar tetap bertahan hidup (Indisch Maçonniek Tijdschrift: Opgericht Door Ds A. S. Carpentier Alting Orgaan Prov. Gr. L. Ned.-Indië, 32e Jaargang, 1 October 1926—30 September 1927).

BACA JUGA:Harimau Putih dan Loreng, Duduk Perkara Penjelmaan Prabu Siliwangi dan Sisa-Sisa Prajurit Pajajaran

Dirk De Visser Smits merupakan seorang organisatoris yang aktif dalam Pengurus Besar Provinsial Freemasonry Hindia Belanda yang memiliki orientasi serius pada kajian historis dalam organisasi Freemasonry sehingga tak pernah berhenti berpikir untuk mengembangkan dan menyebarluaskan organisasinya.

Ternyata Dirk De Visser Smits selain seorang Freemason, juga menjadi ahli dan guru dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dan telah mengumpulkan 800 buah resep dari Jawa, Madura dan Bali. 

Laporan yang disampaikan Dirk De Visser Smits tentang perlunya lingkaran-lingkaran kecil perkumpulan Freemasonry kemudian ditindaklanjuti, salah satunya dilakukan di wilayah Karawang.

BACA JUGA:Majalengka Dilalui Ancaman Besar Sesar Ini, Bentangannya Sepanjang 100 Kilometer, Pernah Guncang Batavia

Diadakanlah pertemuan antar Freemason di wilayah- wilayah kecil dimana untuk wilayah kara- wang terdapat pertemuan antara Maurer dengan Willem Specht Grijp di Tjikompaj (Cikampek).

Pertemuan tersebut ditujuka agar para Freemason di daerah Karawang dapat berkumpul secara rutin dan teratur.

Oleh karena itu, maka sejak 1926 untuk wilayah Karawang dibentuk “Kring” (untuk menyatakan cakupan wilayah otoritas yang lebih rendah dari loji) dengan nama “De Krawangsche Kring” atau disebut pula “Vrijmetselaarkring Krawang.” (Indisch Maçonniek Tijdschrift: Opgericht Door Ds A. S. Carpentier Alting Orgaan Prov. Gr. L. Ned.-Indië, 32e Jaargang, 1 October 1933—1934).

Aktifitas Freeemasonry berakhir di Karawang bersamaan dengan pendudukan Jepang tahun 1942 yang melarangnya karena dinilai sebagai organisasi pro-Belanda dan sekutu. Penelitian tentang Freemasonary di Karawang memberikan referensi mengenai perkembangan organisasi yang aktif pada masyarakat Hindia Belanda khususnya di wilayah Karawang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: