Majalengka Dilalui Ancaman Besar Sesar Ini, Bentangannya Sepanjang 100 Kilometer, Pernah Guncang Batavia

Majalengka Dilalui Ancaman Besar Sesar Ini, Bentangannya Sepanjang 100 Kilometer, Pernah Guncang Batavia

© Twitter.com/@Daryono BMKG--

BACA JUGA:Berikut Deretan Hp Terbaik di Tahun 2024

Penelitian tersebut juga menyebut beberapa gempa bumi yang pernah mengguncang dan merusak Batavia.

“Data historis menunjukkan bahwa bangunan-bangunan di Batavia (sekarang Jakarta) pernah hancur oleh gempa bumi yang merusak pada 1699, 1780, dan 1834. Dua gempa terakhir kemungkinan terkait dengan Sesar Baribis” tulis S. Widyantoro dkk.

Kaitan antara gempa bumi pada 1780 dan 1834 dengan Sesar Baribis juga diungkap oleh Ngoc Nguyen dkk. dalam Indonesia’s Historical Earthquakes Modelled Examples for Improving the National Hazard Map (2015).

Berdasar ringkasan riwayat gempa bumi yang ditampilkan dalam studi Nguyen dkk. itu, gempa bumi yang diperkirakan bersumber dari Sesar Baribis itu secara spesifik terjadi pada 22 Januari 1780 dan 10 Oktober 1834.

BACA JUGA:Sedang Mencari Laptop Terbaik di Tahun Ini? Berikut Rekomendasinya Untuk Anda

Setelah mengalami gempa bumi besar pada 1699, Batavia kembali diguncang gempa bumi sebanyak 10 kali berturut-turut.

“Selain gempa bumi besar pada 1699, gempa bumi juga dirasakan di Batavia pada tahun 1700, 1706, 1722, 1737, 1739, 1754, 1757, 1765, 1769, 1772, dan 1776,” tulis Djati Mardiatno dkk. dalam Merawat Ingatan: Bencana Alam dan Kearifan Lokal di Pulau Jawa (2019, hlm. 54).

Beberapa guncangan tersebut terasa kuat, namun tidak sekuat gempa bumi yang mengguncang pada 22 Januari 1780.

Bahkan, gempa yang terjadi pada 1780 ini disebut sebagai salah satu gempa bumi dengan guncangan terkeras yang pernah melanda Batavia sepanjang riwayatnya.

BACA JUGA:Tidak Sangka! Ternyata Pohon Cemara Kaya Akan Manfaat Bagi Kesehatan Loh! Ini Dia Beberapa Manfaatnya

“Sabtu siang 22 Januari yang tenang sekitar pukul 2.39 terdengar suara gemuruh yang diikuti dengan guncangan yang terasa hingga pukul 2.42,” tulis J.C.M. Radermacher dalam tulisannya “Bericht wegens de zwaare aardbeving, van den 22 January 1780” yang terbit dalam Verhandelingen van Het Bataviaasch Genootschap Der Kunsten En Wetenschappen, Tweede Deel (1780, hlm. 52-53).

Gempa itu berlangsung selama sekitar tiga menit. Menurut Radermacher yang juga pendiri Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen itu, gempa bumi itu merusak 25 rumah di sekitaran Batavia.

Dilaporkan juga adanya korban jiwa, yaitu seorang wanita yang kehilangan anaknya.

“Di Buitenzorg beberapa bangunan dilaporkan rusak. Getarannya terasa hingga Banten dan Cheribon. Namun, getaran yang dirasakan di Cheribon tidak begitu kuat,” tulis Arthur Wichmann dalam Die Erdbeben des indischen Archipels bis zum Jahre 1857 atau yang dikenal dengan Katalog Wichmann (1918, hlm. 71).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: