Menterjemahkan Gerakan Ngantor Berdhuha,sebagai upaya mewujudkan Majalengka Langkung Sae

Menterjemahkan Gerakan Ngantor Berdhuha,sebagai upaya mewujudkan Majalengka Langkung Sae

Muhammad Habibie (Alumni Pascasarjana UNUSIA Jakarta/ Koordinator HMK Connection)--

RADARMAJALENGKA.COM-Konsep Program 100 hari kerja biasanya digunakan sebagai indikator awal kinerja Kepala Daerah setelah dilantik. Konsep ini menawarkan rencana aksi cepat untuk menunjukkan komitmen terhadap janji kampanye atau mengatasi masalah yang mendesak di masyarakat.

Ada yang menarik dalam salah satu program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Majalengka pasangan H. Eman Suherman dan Dena Muhamad Ramdhan yaitu “Gerakan Ngantor Berdhuha”. 

BACA JUGA:Pastikan Rapat RUU TNI Tidak Ada Aktivasi Dwifungsi

BACA JUGA:Wakil Ketua MPR: Majalengka Punya Potensi Besar

Timbul pertanyaan, Apakah dengan rajinnya shalat dhuha para pegawai Pemda dapat mengatasi berbagai persoalan yang ada di masyarakat Majalengka? Kemiskinan, Jalan Rusak, Susah dapat kerja, sembako mahal dan lainnya? 

Sepintas memang seakan-akan tidak ada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat Majalengka dengan diberlakukannya gerakan ibadah sholat dhuha dilingkungan pegawai Pemda.

Namun, jika ditinjau lebih dalam lagi ada ikhtiar yang sangat fundamental. Saya melihatnya sedang ada upaya perbaikan yang sangat mendasar dilingkungan pegawai Pemda oleh bapak Bupati.

BACA JUGA:Jelang Lebaran, Ops Ketupat Lodaya 2025 Selama 17 Hari

Tujuan Gerakan Ngantor Berdhuha adalah menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan serta disiplin dilingkungan pegawai Pemda. Karena Iman dan Taqwa merupakan kunci utama keberkahaan suatu Negeri.

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-A’raf ayat ke-96. yang artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” 

Imam Nawawi menyebut bahwa yang dimaksud dengan berkah adalah tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan kebaikan yang berkesinambungan. Juga bisa dimaknai, “Tetapnya kebaikan yang bersifat ilahiyah”.

BACA JUGA:Pemkab Anggarkan Rp8 Miliar untuk Bangun Jembatan Cileuis

Dengan demikian, kunci utama membangun kehidupan masyarakat yang maju, sejahtera, bahagia dan penuh keberkahan adalah dengan senantiasa ingat kepada Allah, serta terus meningkatkan iman dan taqwa, sehingga cara berpikir kita, perilaku kita, benar-benar membawa kebaikan. 

Jadi sudah sangat tepat jika bapak Bupati dalam 100 hari program kerjanya memberlakukan “Gerakan Ngantor Berdhuha” dilingkungan pegawai Pemda sebagai upaya mewujudkan Majalengka Langkung Sae.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: