Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe Kurangi Produksi

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe Kurangi Produksi

PRODUKSI MENURUN: Perajin tahu dan tempe di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah terpaksa harus mengurangi produksi satu kuintal akibat harga kacang kedelai naik drastis pasca naiknya harga BBM.-Ono Cahyono-Radarmajalengka.com

Radarmajalengka.id, MAJALENGKA - Akibat dampak kenaikan harga kedelai, sejumlah perajin tempe di Kabupaten Majalengka terpaksa mengurangi produksi.

Para perajin memilih menurunkan produksi karena mereka khawatir dengan kenaikan harga kedelai akibat imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga berdampak pada jumlah permintaan.

Salah satu perajin tempe asal Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Uhan (40) mengaku, sejak harga BBM naik, harga kedelai mengalami kenaikkan secara bertahap. Bahkan saat ini harganya telah mencapai Rp12.800 per kilogramnya.

Padahal sebelumnya adanya kenaikan BBM yang baru diberlakukan harganya kisaran Rp11 ribu sampai dengan Rp12 ribu per kilogramnya.

BACA JUGA:MPA TNGC Bantaragung Dapat Bansos

"Dengan harga kedelai mahal, terpaksa saya mengurangi jumlah produksi dari sebelumnya 9 kuintal per hari, kini hanya 8 kuintal saja per harinya. Karena jumlah pembelinya berkurang saat ini," ujar Uhan saat ditemui di pabrik produksinya, Rabu (28/9).

Uhan juga mengaku, tidak berani untuk menaikkan harga maupun mengurangi ukuran tahu yang diproduksinya karena takut tidak dapat pelanggan lagi dan berdampak hingga merugi.

Dia biasa menjual tempe per kilogram ke pelanggan. Satu kilo berisi 2 potong tempe ukuran kurang lebih 27 centimeter dengan harga Rp7.500 per potong atau Rp12.800 per kilogram.

Sehingga dengan mahalnya harga kedelai dan menurunnya jumlah pembeli, pihaknya hanya mampu memproduksi 8 kuintal saja.

BACA JUGA:PD Persis Lepas Jamaah Umrah

"Jauh menurun dari sebelumnya, dulu sehari bisa 9 kuintal. Kalaupun kami ingin naikkan harga, kami khawatir tidak laku," tutur dia.

Untuk itu, dengan kondisi saat ini, Uhan berharap kepada pemerintah agar bisa menurunkan harga kedelai. Pasalnya para perajin tidak bisa mengikuti untuk menaikkan harga saat kedelai mahal.

Terpisah, perajin lain bernama Maman (42) juga mengaku senasib. "Sebenarnya saya mau menaikkan harga. Tapi mau tanya pelanggan dulu mau nggak harganya dinaikkan. Kalau nggak ya terpaksa kita kurangi produksi karena saya takut rugi kalau nggak laku semuanya," imbuhnya.

BACA JUGA:LSM Penjara Indonesia Adakan Gebyar Santunan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: