Gunung Cakrabuana di Perbatasan Majalengka, Garut dan Sumedang, Tempat Sakral

Gunung Cakrabuana di Perbatasan Majalengka, Garut dan Sumedang, Tempat Sakral

Gunung Cakrabuana di perbatasan Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut.-Jurnal Sehari-radarmajalengka.com

Radarmajalengka.com, MAJALENGKA -Gunung Cakrabuana yang berada di utara Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat  yang daerahnya berbatasan langsung dengan gunung itu, yakni Kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka dan Ciamis. 

Gunung Cakrabuana berada di ketinggian sekitar 1721 meter dari permukaan air laut ini selain memiliki keindahan alam juga banyak menyimpan sejarah perjalanan leluhur Urang Sunda.

Pada masa lalu merupakan tapal batas antara Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, ini terlihat pada situs tugu batu jejer yang berada di puncak Gunung.

Saat ini tinggal menyisakan sedikit sekali batu batu yang ada atau bahkan sudah tidak nampak akibat tergerus air secara terus menerus atau mungkin karena faktor lain.

BACA JUGA:Nama Asli Nyi Roro Kidul, Putri Kesayangan Prabu Siliwangi yang Berkuasa di Pantai Selatan

Dulunya, gunung ini hanya dikenal sebagai Gunung Cangak. Namun demikian, sejak dulu menjadi tempat tinggal orang-orang berilmu, baik ilmu kewiraan, ilmu kebatinan, dan ilmu karuhun.

Urang Sunda menganggap Gunung Cangak sebagai tempat keramat sebab di sana orang mendalami agama karuhun.

Di wilayah Teja (Lemahputih) ada bekas tempat persemayaman tokoh amat terkenal dengan julukan Ki Jago.

Di lereng timur ada Candi Batulawang, bekas para ahli agama Hindu bersemayam. Semakin ke atas, juga didapat petilasan bernama Situs Batucakra.

BACA JUGA:Warga Tertabrak Kereta Petikemas di Cirebon, Identitas Belum Diketahui

Situs tersebut riwayatnya Pangeran Walangsungsang, putra Sang Prabu Siliwangi dari Pajajaran, mengembara mencari ilmu kehidupan di wilayah Gunung Cangak. Di sana lama mempelajari ilmu spiritual.

Dan karena pernah tersesat di sana, maka beliau membuat peta dengan goresan-goresan kuat di atas batu. Sebagian kalangan menyebut Pangeran Walangsungsang membuat goresan-goresan menyerupai Cakra.

Sejak saat itu, Pangeran Walangsungsang dijuluki Cakrabuana dan gunung itu pun dikenal sebagai Gunung Cakrabuana hingga kini.

Sumber lain mengungkapkan bahwa seorang sesepuh di kampung Pangkalan Pagerageung,  konon Gunung Cakrabuana merupakan tempat berkumpulnya para wali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: