Soal Umrah, Biro Perjalanan di Majalengka Tunggu Petunjuk Teknis dari Kemenag

Soal Umrah, Biro Perjalanan di Majalengka Tunggu Petunjuk Teknis dari Kemenag

MAJALENGKA - Sejumlah biro perjalanan haji dan umrah di Kabupaten Majalengka menyambut baik kembali dibukanya ibadah ke tanah suci oleh Arab Saudi.

Salah satu biro penyelenggara perjalanan haji dan umrah, Fatra, mengapresiasi kabar tersebut.

Itu karena selama ini, para biro perjalanan sudah menunda keberangkatan calon jamaah sejak akhir tahun 2019 lalu.

\"Kami masih menunggu pengumuman teknis penyelenggaraan dari pemerintah Indonesia, karena secara teknis belum ada penjelasan,\" ungkap H Ahmad Kamaludin, manajer Fatra, Senin (11/10).

Pihaknya hingga kini masih menunggu kabar resmi kapan dimulai, serta teknis pemberangkatannya. Apakah harus menjalani karantina, baik saat keberangkatan maupun kepulangan, atau ada syarat baru.

\"Kalau ada karantina, maka dilakukan dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk tambahan tersebut,\" terang Ahmad.

Di samping itu, saat berada di Makkah dan di Madinah, apakah semua tempat bisa dikunjungi, termasuk tempat wisata seperti halnya sebelum pandemi lalu.

Pasalnya, ada beberapa tempat terbatas, hanya di masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya. Sehingga pihaknya menunggu petunjuk teknis lebih lanjut karena berkaitan dengan biaya yang harus dibebankan kepada para jamaah.

Ia menyebut, awalnya biaya sebesar Rp27,5 juta per orang, tidak termasuk biaya karantina. Namun manakala pemerintah Arab dan Indonesia mewajibkan karantina bagi peserta umrah, sama halnya dengan orang yang baru bepergian dari luar negeri, tentu bisa dilakukan.

Menyangkut pembatasan usia, dia juga menanyakan apakah semua diperbolehkan untuk pemberangkatan atau tidak. Sebab saat ini, ada beberapa yang sudah mendaftar, usianya sudah mencapai 70 tahunan.

“Kalau ditunda kembali, maka usia akan semakin bertambah dan terhadap kesehatan pun akan sangat berpengaruh. Secara umum lega ada peluang lagi untuk kembali memfasilitasi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke tanah suci,\" imbuhnya.

Ada banyak pendaftar sudah dua tahun menunda keberangkatan. Dua tahun tidak bisa beraktivitas. Baru kali ini ada pengumuman baik, meski tetap menunggu secara teknis bagaimana pelaksanaannya.

Di tahun 2019 lalu, lanjut dia, pihaknya terakhir kali memberangkatkan para calon jamaah umrah. Menurutnya, sudah ada 30 orang yang mendaftar namun urung berangkat karena pandemi langsung melanda semua negara, termasuk Indonesia dan Arab Saudi.

Dia pun sempat mengumumkan kepada calon peserta umrah menyangkut biaya yang sudah disetor ke perusahaannya, apakah akan diambil atau tidak. Namun semua peserta menyatakan untuk menunggu keberangkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: