Siswa MAN 3 Kelola Sampah dengan Komposter
MAJALENGKA - MAN 3 Majalengka yang berada di Desa Mekarsari Kecamatan Jatiwangi sedang mengadakan program kegiatan Komposter Adiwiyata tingkat Jawa Barat. Kepala MAN 3 Majalengka, Dr Hj Euis Damayanti MPkim menyebutkan, menurut sebuah penelitian, diperkirakan jumlah sampah akan terus meningkat hingga 70% di tahun 2050, apabila tidak ada aksi atau tindakan lebih lanjut terkait penanganan meminimalisir sampah.
Persentase jumlah sampah di TPA yang semakin bertambah itu didominasi oleh sampah organik sebanyak 60% yang di dalamnya termasuk sisa-sisa makanan. “Salah satu upaya untuk mengurangi sampah organik tersebut adalah dengan pengomposan,” ujar Hj Euis didampingi guru pembimbing, Edah Jubaedah dan Heni Supartini SS.
Edah menambahkan, pembuat komposter adalah siswa- siswi MAN 3 Majalengka yakni, Laura Andini, Nuramalinadan Devi permatasari.
Komposter adalah alat atau media yang digunakan untuk mengolah sampah organik melalui pengomposan. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam komposter mengalami pembusukan dengan bantuan mikroorganisme yang terdapat dalam sampah dan tanah. MAN 3 Majalengka memiliki dua jenis komposter, yaitu komposter biopori dan komposter drum.
Komposter biopori adalah jenis komposter yang terletak di dalam tanah. Jenis komposter ini bisa menampung segala jenis material organik, termasuk sisa organik basah yang berlemak dan berminyak (sisa tulang misalnya).
Biopori dibuat dengan menggunakan pipa paralon dengan diameter 10 cm yang dilubangi kecil-kecil (pori-pori) dan dimasukkan secara vertikal ke dalam tanah sedalam 50-100 cm. Komposter jenis ini menghasilkan kompos padat yang sangat berguna untuk pemupukan tanaman.
Drum adalah jenis komposter yang menggunakan drum plastik atau metal sebagai penampung sampah, di bagian dindingnya diberi lubang untuk sirkulasi udara, dan bagian bawah drum disiapkan kran untuk mengalirkan kompos cair. Sehingga komposter jenis ini dapat menghasilkan kompos padat dan kompos cair
Adapun bahan-bahan untuk mengompos yakni dibutuhkan 4 jenis bahan, yaitu karbon (sampah coklat), nitrogen (sampah hijau), air, dan oksigen. Dengan perbandingan penggunaan antara sampah coklat dengan sampah hijau yakni 3:1.
Pupuk kompos dapat dipanen setelah 4-6 bulan. Contoh sampah coklat; daun atau rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu,sekam padi, limbah kertas,kulit jagung,jerami,tangkai sayuran. Sedangkan contoh sampah hijau; sayuran,buah,daun atau rumput segar,teh atau kopi, kulit telur,pupuk kandang (kotoran ternak ayam, itik, sambing, atau sapi). (ara/opl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: