Waspada Cuaca Ekstrem dan Bencana
MAJALENGKA - Hujan yang mengguyur sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka dalam beberapa hari terakhir ini bukan berarti masuk musim penghujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kertajati Kabupaten Majalengka menjelaskan, jika curah hujan yang turun dengan intensitas ringan hingga sedang ini merupakan masa transisi.
\"Karena diprakirakan musim hujan itu baru akan mulai pada bulan Oktober depan,\" kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, Selasa (14/9).
Ia menyebutkan sebagian besar daerah di Majalengka ini akan mulai masuk musim penghujan pada dasarian pertama yakni 1 sampai 10 Oktober, yang diprediksi mulai terjadi di wilayah selatan Majalengka.
Beberapa daerah yang akan mulai masuk musim penghujan pada dasarian pertama sebagian besar terjadi di daerah Majalengka bagian selatan. Seperti, Kecamatan Maja bagian selatan, Bantarujeg, Banjaran, Talaga, Cikijing, Lemahsugih, Malausma, dan Kecamatan Cingambul.
Sementara, untuk daerah seperti Kadipaten selatan, Kasokandel selatan, Jatiwangi selatan, Palasah bagian selatan, Leuwimunding selatan, Panyingkiran, Cigasong, Sukahaji, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Majalengka, Maja utara dan Argapura akan masuk ke dasarian kedua atau 11 sampai dengan 20 Oktober 2021.
\"Untuk Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Dawuan, Sumberjaya, Palasah bagian utara, Leuwimunding bagian Utara, Jatiwangi bagian utara, Kasokandel bagian utara dan Kadipaten utara masuk ke dasarian ketiga atau akhir bulan dari tanggal 21-31 Oktober,\" jelasnya.
Pihaknya berharap masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi musim penghujan tersebut. Selalu jaga kesehatan, buang sampah pada tempatnya dan periksa selalu atap rumah yang bocor. \"Perbandingan awal musim hujan 2021/2022 maju 2 dasarian (20 hari) dibanding rata-ratanya,\" tandasnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es). Karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: